Biofoam dari Serbuk Bambu Antarkan Tim MAN 2 Kudus Sabet Emas di Ajang Internasional
Yuda Auliya Rahman
Rabu, 18 November 2020 19:50:58
Penelitian ini berhasil menyabet emas dalam perhelatan yang digelar secara daring dua hari lalu. Penelitian mereka sendiri dinamakan
Utilization of Tapioca Starch and Cellulose of Bamboo Betung (Dendrocalamus asper) as Materials for Making Eco-friendly Biofoam.
Tim tersebut, beranggotakan Tazkiya Salsabila Yusa, Kholida Rohma Alia, keduanya merupakan kelas XII dan dari kelas XI Richadatul Aisy Tsulisa Kahfi. Mereka semua, siswi jurusan matematika dan ilmu pengetahuan alam MAN 2 Kudus.
Salah seorang anggota tim Tazkiya Salsabila Yusa mengatakan, produk tersebut dibuat karena pengguanaan styrofoam secara terus menerus bisa merusak lingkungan. Sebab styrofoam sendiri merupakan kemasan untuk makanan yang sulit untuk terurai oleh alam.
[caption id="attachment_200840" align="aligncenter" width="880"]

Tim riset MAN 2 Kudus menunjukkan cara membuat biofoam ramah lingkungan. (MURIANEWS/Yuda Auliya Rahman)[/caption]
“Selain itu, styrofoam juga mengandung zat karsinogenik yang mana pada suhu tinggi, zat yang berbahaya tersebut bisa masuk ke dalam makanan dan berbahaya bagi kesehatan. Jadi kami buat biofoam ini supaya tempat makanan yang digunakan sehat dan ramah lingkungan,” katanya, Rabu (18/11/2020).
Biofoam yang telah dibuatnya tersebut, juga sudah diuji. Dan hasilnya, selama 14 hari atau dua pekan biofoam buatan mereka sudah bisa terurai seluruhnyaoleh tanah atau alam.
Mereka,menciptakan produk tersebut dengan penelitian yang dilakukannya selama kurang lebih lima pekan. “Biofoam ini fungsinya sama dengan styrofoam,” ucapnya.
Baca: Siswa MAN 2 Kudus Borong Delapan Medali di Ajang ISIF 2020Bahan dasar serbuk bambu sendiri, mereka pilih sebab di Kudus bambu sangat mudah didapatkan. Namun, masyarakat belum memanfaatkannya dengan maksimal, dan tepung tapioka dari singkong juga saat ini menjadi bahan yang mudah didapatkan.“Proses pembuatanya, serbuk bambu direflak atau dipanasi dengan suhu 100 derajat selama tiga jam. Setelah itu disaring dan dilanjutkan proses pemutihan pakai NaCl atau natrium klorida selama satu jam dengan suhu 100 derajat. Lalu disaring lagi filtrasi dengan aquades dan setelah proses saring lagi terus dioven. Itu baru proses dapatkan serbuk selulosa,” ungkapnya.Proses selanjutnya, serbuk selulosa yang sudah jadi dicampur dengan tepung tapioka dan ditambah dengan PPOH (polivinil alkohol gliserol).“Setelah itu diaduk, kemudian bisa dicetak menggunakan mesin press untuk menjadi biofoam. Dan akan kering kurang lebih selama 10 menit,” tandasnya Reporter: Yuda Auliya RahmanEditor: Ali Muntoha
MURIANEWS, Kudus - Delapan tim riset MAN 2 Kudus berhasil memboyong delapan medali dalam International Science and Innovation Fair (ISIF) 2020. Salah satu penelitian yang membuat juri berdecak kagum adalah biofoam dari bahan serbuk bambu dan tepung tapioka.
Penelitian ini berhasil menyabet emas dalam perhelatan yang digelar secara daring dua hari lalu. Penelitian mereka sendiri dinamakan
Utilization of Tapioca Starch and Cellulose of Bamboo Betung (Dendrocalamus asper) as Materials for Making Eco-friendly Biofoam.
Tim tersebut, beranggotakan Tazkiya Salsabila Yusa, Kholida Rohma Alia, keduanya merupakan kelas XII dan dari kelas XI Richadatul Aisy Tsulisa Kahfi. Mereka semua, siswi jurusan matematika dan ilmu pengetahuan alam MAN 2 Kudus.
Salah seorang anggota tim Tazkiya Salsabila Yusa mengatakan, produk tersebut dibuat karena pengguanaan styrofoam secara terus menerus bisa merusak lingkungan. Sebab styrofoam sendiri merupakan kemasan untuk makanan yang sulit untuk terurai oleh alam.
[caption id="attachment_200840" align="aligncenter" width="880"]

Tim riset MAN 2 Kudus menunjukkan cara membuat biofoam ramah lingkungan. (MURIANEWS/Yuda Auliya Rahman)[/caption]
“Selain itu, styrofoam juga mengandung zat karsinogenik yang mana pada suhu tinggi, zat yang berbahaya tersebut bisa masuk ke dalam makanan dan berbahaya bagi kesehatan. Jadi kami buat biofoam ini supaya tempat makanan yang digunakan sehat dan ramah lingkungan,” katanya, Rabu (18/11/2020).
Biofoam yang telah dibuatnya tersebut, juga sudah diuji. Dan hasilnya, selama 14 hari atau dua pekan biofoam buatan mereka sudah bisa terurai seluruhnyaoleh tanah atau alam.
Mereka,menciptakan produk tersebut dengan penelitian yang dilakukannya selama kurang lebih lima pekan. “Biofoam ini fungsinya sama dengan styrofoam,” ucapnya.
Baca: Siswa MAN 2 Kudus Borong Delapan Medali di Ajang ISIF 2020
Bahan dasar serbuk bambu sendiri, mereka pilih sebab di Kudus bambu sangat mudah didapatkan. Namun, masyarakat belum memanfaatkannya dengan maksimal, dan tepung tapioka dari singkong juga saat ini menjadi bahan yang mudah didapatkan.
“Proses pembuatanya, serbuk bambu direflak atau dipanasi dengan suhu 100 derajat selama tiga jam. Setelah itu disaring dan dilanjutkan proses pemutihan pakai NaCl atau natrium klorida selama satu jam dengan suhu 100 derajat. Lalu disaring lagi filtrasi dengan aquades dan setelah proses saring lagi terus dioven. Itu baru proses dapatkan serbuk selulosa,” ungkapnya.
Proses selanjutnya, serbuk selulosa yang sudah jadi dicampur dengan tepung tapioka dan ditambah dengan PPOH (polivinil alkohol gliserol).
“Setelah itu diaduk, kemudian bisa dicetak menggunakan mesin press untuk menjadi biofoam. Dan akan kering kurang lebih selama 10 menit,” tandasnya
Reporter: Yuda Auliya Rahman
Editor: Ali Muntoha