Beras Hingga Bawang Merah dan Cabai Bikin Kudus Alami Deflasi
Yuda Auliya Rahman
Selasa, 4 Mei 2021 11:22:59
MURIANEWS, Kudus – Kabupaten Kudus pada April 2021 lalu mengalami deflasi sebesar 0,07 persen, dengan indeks Harga Konsumen (IHK) 105,16. Pemicu deflasi disebabkan adanya penurunan harga beberapa indeks kelompok pengeluaran.
Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,41 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kudus Rahmadi Agus Santosa merincikan, ada lima komoditas utama dalam kelompok tersebut yang menjadi penyebab utama Kudus alami deflasi. Yakni beras, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, dan tahu. "Lima komoditas itu turun harga, " katanya, Selasa (4/5/2021).
Meski demikian, kelompok selain penyumbang deflasi, juga masih mengalami inflasi. Yakni pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,27 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,18 persen.
Diikuti kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,13 persen, dan kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,03 persen.
"Komoditas penyumbang, naiknya harga daging ayam ras, jeruk, ayam hidup, besi beton dan emas perhiasan, " ucapnya.
"Komoditas penyumbang, naiknya harga daging ayam ras, jeruk, ayam hidup, besi beton dan emas perhiasan, " ucapnya.Sementara, kelompok kesehatan, kelompok transportasi, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya, kelompok pendidikan, dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran tidak mengalami perubahan harga (stabil).Selain Kudus, kabupaten/kota lain di Jawa Tengah mengalami inflasi. Untuk Kota Tegal mengalami inflasi 0,08 persen, Kota Cilacap dan Kota Semarang sebesar 0,05 persen. Kemudian Kota Purwokerto sebesar 0,04 persen, dan Kota Surakarta sebesar 0,02 persen. "Hanya Kudus saja yang alami deflasi, " ujarnya.Sementara untuk Jawa Tengah dan nasional mengalami inflasi sebesar 0,04 persen dan 0,13 persen. Reporter: Yuda Auliya RahmanEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_203956" align="alignleft" width="880"]

pedagang menjual cabai merah dan sayur-sayuran di Pasar Baru Kudus. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Kabupaten Kudus pada April 2021 lalu mengalami deflasi sebesar 0,07 persen, dengan indeks Harga Konsumen (IHK) 105,16. Pemicu deflasi disebabkan adanya penurunan harga beberapa indeks kelompok pengeluaran.
Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,41 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kudus Rahmadi Agus Santosa merincikan, ada lima komoditas utama dalam kelompok tersebut yang menjadi penyebab utama Kudus alami deflasi. Yakni beras, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, dan tahu. "Lima komoditas itu turun harga, " katanya, Selasa (4/5/2021).
Meski demikian, kelompok selain penyumbang deflasi, juga masih mengalami inflasi. Yakni pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,27 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,18 persen.
Diikuti kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,13 persen, dan kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,03 persen.
"Komoditas penyumbang, naiknya harga daging ayam ras, jeruk, ayam hidup, besi beton dan emas perhiasan, " ucapnya.
Sementara, kelompok kesehatan, kelompok transportasi, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya, kelompok pendidikan, dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran tidak mengalami perubahan harga (stabil).
Selain Kudus, kabupaten/kota lain di Jawa Tengah mengalami inflasi. Untuk Kota Tegal mengalami inflasi 0,08 persen, Kota Cilacap dan Kota Semarang sebesar 0,05 persen. Kemudian Kota Purwokerto sebesar 0,04 persen, dan Kota Surakarta sebesar 0,02 persen. "Hanya Kudus saja yang alami deflasi, " ujarnya.
Sementara untuk Jawa Tengah dan nasional mengalami inflasi sebesar 0,04 persen dan 0,13 persen.
Reporter: Yuda Auliya Rahman
Editor: Ali Muntoha