Pelaku Wisata di Kudus Menyerah Dua Bulan Tanpa Penghasilan, Kibarkan Bendera Putih
Yuda Auliya Rahman
Selasa, 27 Juli 2021 14:07:17
MURIANEWS, Kudus - Pelaku wisata di Wisata Pinus Kajar, Desa Kajar, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus mengibarkan bendera putih. Mereka menyatakan menyerah dan kecewa lantaran sudah dua bulan terakhir tempat wisata ditutup dan tanpa penghasilan.
Apalagi, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kabupaten Kudus yang juga terus diperpanjang mengakibatkan perekonomian di sektor pariwisata kelimpungan.
Salah satu tempat wisata yang memasang bendera putih ini yakni Pijar Park Kudus. Selain terpasang di depan, bendera putih juga dikibarkan di bagian dalam Pijar Park.
Termasuk terpasang di stan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang memang menggantungkan perekonomian yang dari kunjungan wisata.
[caption id="attachment_230429" align="alignleft" width="880"]

Pedagang di dalam Pijar Park memasang bendera putih tanda menyerah dengan kebijakan PPKM. (MURIANEWS/Yuda Auliya Rahman)[/caption]
Yusuf, Direktur Pijar Park mengatakan, PPKM menjadi pukulan telak bagi pelaku wisata yang berada di Lereng Muria. Sejumlah aset berharga telah dijual untuk menutup biaya operasional dan mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Kami sudah menyerah, untuk situasi seperti ini dan tidak bisa berbuat apa-apa. Kami sudah tutup dua bulan lebih, tapi sama sekali tidak ada solusi," katanya, Selasa (27/7/2021).
Apalagi, saat ini ada puluhan orang baik karyawan, UMKM, atau pekerja yang perekonomianya bergantung dengan kunjungan wisata di Pijar Park. Namun, selama ini hanya restoran di Pijar Park yang masih dibuka.
Apalagi, saat ini ada puluhan orang baik karyawan, UMKM, atau pekerja yang perekonomianya bergantung dengan kunjungan wisata di Pijar Park. Namun, selama ini hanya restoran di Pijar Park yang masih dibuka."Ada 15 karyawan wisata Pijar Park, delapan orang sudah dirumahkan sementara. UMKM atau food court di sini ada 22 dan ini juga tutup semua, karena memang mereka menggantungkan penghasilan dari pengunjung Pijar Park dan ini wisatanya kami tutup," jelasnya.Pihaknya sangat berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus bisa mengkaji kembali penutupan pariwisata. Dan berharap bisa segera dibuka meski dengan sejumlah pembatasan."Minimal diberi kelonggaran lah 30 persen kami siap dengan protokol kesehatan ketat. Agar perekonomian di wisata bisa tetap berjalan, " imbuhnya.Senada penjual pentol di stan UMKM Pijar Park Basyir mengaku sudah tidak berpenghasilan selama beberapa bulan terakhir. Lantaran, penghasilan utamanya memang dari pengunjung yang masuk ke wisata Pijar Park."Selama ini saya jualan ya terkatung-katung lah, gimana mau jualan kalau wisata di tutup. Makannya selama ini saya tutup, gak ada penghasilan, " ucapnya. Reporter: Yuda Auliya RahmanEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_230428" align="alignleft" width="880"]

Pemasangan bendera putih, di kawasan wisata Pijar Park Kudus. (MURIANEWS/Yuda Auliya Rahman)[/caption]
MURIANEWS, Kudus - Pelaku wisata di Wisata Pinus Kajar, Desa Kajar, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus mengibarkan bendera putih. Mereka menyatakan menyerah dan kecewa lantaran sudah dua bulan terakhir tempat wisata ditutup dan tanpa penghasilan.
Apalagi, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kabupaten Kudus yang juga terus diperpanjang mengakibatkan perekonomian di sektor pariwisata kelimpungan.
Salah satu tempat wisata yang memasang bendera putih ini yakni Pijar Park Kudus. Selain terpasang di depan, bendera putih juga dikibarkan di bagian dalam Pijar Park.
Termasuk terpasang di stan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang memang menggantungkan perekonomian yang dari kunjungan wisata.
[caption id="attachment_230429" align="alignleft" width="880"]

Pedagang di dalam Pijar Park memasang bendera putih tanda menyerah dengan kebijakan PPKM. (MURIANEWS/Yuda Auliya Rahman)[/caption]
Yusuf, Direktur Pijar Park mengatakan, PPKM menjadi pukulan telak bagi pelaku wisata yang berada di Lereng Muria. Sejumlah aset berharga telah dijual untuk menutup biaya operasional dan mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Kami sudah menyerah, untuk situasi seperti ini dan tidak bisa berbuat apa-apa. Kami sudah tutup dua bulan lebih, tapi sama sekali tidak ada solusi," katanya, Selasa (27/7/2021).
Apalagi, saat ini ada puluhan orang baik karyawan, UMKM, atau pekerja yang perekonomianya bergantung dengan kunjungan wisata di Pijar Park. Namun, selama ini hanya restoran di Pijar Park yang masih dibuka.
"Ada 15 karyawan wisata Pijar Park, delapan orang sudah dirumahkan sementara. UMKM atau food court di sini ada 22 dan ini juga tutup semua, karena memang mereka menggantungkan penghasilan dari pengunjung Pijar Park dan ini wisatanya kami tutup," jelasnya.
Pihaknya sangat berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus bisa mengkaji kembali penutupan pariwisata. Dan berharap bisa segera dibuka meski dengan sejumlah pembatasan.
"Minimal diberi kelonggaran lah 30 persen kami siap dengan protokol kesehatan ketat. Agar perekonomian di wisata bisa tetap berjalan, " imbuhnya.
Senada penjual pentol di stan UMKM Pijar Park Basyir mengaku sudah tidak berpenghasilan selama beberapa bulan terakhir. Lantaran, penghasilan utamanya memang dari pengunjung yang masuk ke wisata Pijar Park.
"Selama ini saya jualan ya terkatung-katung lah, gimana mau jualan kalau wisata di tutup. Makannya selama ini saya tutup, gak ada penghasilan, " ucapnya.
Reporter: Yuda Auliya Rahman
Editor: Ali Muntoha