BPBD Tambah Alat Deteksi Longsor di Kudus
Yuda Auliya Rahman
Senin, 25 Oktober 2021 13:15:22
MURIANEWS, Kudus - Mengantisipasi adanya bencana saat musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus menambah alat early warning system (EWS). Alat tersebut betujuan untuk mendeteksi jika ada pergerakan tanah yang berpotensi longsor.
Kepala Pelaksana Harian BPBD
Kudus Budi Waluyo mengatakan, pemasangan alat EWS kini ditambah di satu titik di Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kabupaten. Sebelumnya, di Kabupaten Kudus ada dua alat EWS yang sudah terpasang di Dukuh Kambangan, Desa Menawan.
"Cara kerjanya itu ketika ada curah hujan yang tinggi alat itu (EWS, red) akan bunyi, jadi perlu kewaspadaan. Begitu juga ketika ada pergerakan tanah akan bunyi akan siaga siap evakuasi. Suara sirinenya akan berbeda," katanya, Senin (25/10/2021).
Pemasangan alat deteksi dini longsor di Rahtawu, sambung dia, memang sangat perlu dilakukan. Pasalnya Desa Rahtawu yang berada di pegunungan menjadi salah satu desa yang rawan longsor.
"Apalagi masyarakat di Desa
Rahtawu itu ada ilmu titen, dimungkinkan terjadi bencana besar setiap delapan tahunan, dan siklus itu diperkirakan terjadi tahun depan. Jadi kami prioritaskan di sana," ungkapnya.
Baca: Bocah Tiga Tahun di Banjarnegara Meninggal Tertimbun Longsor
Pihaknya juga sudah menyosialisasikan dan membentuk tim relawan siaga bencana. Sehingga, ketika nanti alat tersebut berbunyi tim tersebut bisa langsung bertindak sesuai langkah-langkah yang harus dilakukan."Itu tim khusus dari relawan desa, sudah kami latih kami berikan simulasi. Bahkan kami menyiapkan jalur evakuasi satu pintu jika memang terjadi bencana," ujarnya.Sementara Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan
BPBD Kudus Wiyoto menjelaskan, sirine pada alat pendeteksi dini longsor itu bisa terdengar cukup jauh. Bahkan mampu terdengar hingga radius satu kilometer."Apalagi di Semliro Rahtawu itu tempatnya terbuka, radius terdengarnya akan lebih jauh. Ketika alat itu bunyi nanti juga dari Pemprov Jateng juga akan menerima pemberitahuan," jelasnya. Reporter: Yuda Auliya RahmanEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_248361" align="alignleft" width="1280"]

Pemasangan alat EWS di Semliro Rahtawu, Kudus. (MURIANEWS/Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Kudus - Mengantisipasi adanya bencana saat musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus menambah alat early warning system (EWS). Alat tersebut betujuan untuk mendeteksi jika ada pergerakan tanah yang berpotensi longsor.
Kepala Pelaksana Harian BPBD
Kudus Budi Waluyo mengatakan, pemasangan alat EWS kini ditambah di satu titik di Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kabupaten. Sebelumnya, di Kabupaten Kudus ada dua alat EWS yang sudah terpasang di Dukuh Kambangan, Desa Menawan.
"Cara kerjanya itu ketika ada curah hujan yang tinggi alat itu (EWS, red) akan bunyi, jadi perlu kewaspadaan. Begitu juga ketika ada pergerakan tanah akan bunyi akan siaga siap evakuasi. Suara sirinenya akan berbeda," katanya, Senin (25/10/2021).
Pemasangan alat deteksi dini longsor di Rahtawu, sambung dia, memang sangat perlu dilakukan. Pasalnya Desa Rahtawu yang berada di pegunungan menjadi salah satu desa yang rawan longsor.
"Apalagi masyarakat di Desa
Rahtawu itu ada ilmu titen, dimungkinkan terjadi bencana besar setiap delapan tahunan, dan siklus itu diperkirakan terjadi tahun depan. Jadi kami prioritaskan di sana," ungkapnya.
Baca: Bocah Tiga Tahun di Banjarnegara Meninggal Tertimbun Longsor
Pihaknya juga sudah menyosialisasikan dan membentuk tim relawan siaga bencana. Sehingga, ketika nanti alat tersebut berbunyi tim tersebut bisa langsung bertindak sesuai langkah-langkah yang harus dilakukan.
"Itu tim khusus dari relawan desa, sudah kami latih kami berikan simulasi. Bahkan kami menyiapkan jalur evakuasi satu pintu jika memang terjadi bencana," ujarnya.
Sementara Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan
BPBD Kudus Wiyoto menjelaskan, sirine pada alat pendeteksi dini longsor itu bisa terdengar cukup jauh. Bahkan mampu terdengar hingga radius satu kilometer.
"Apalagi di Semliro Rahtawu itu tempatnya terbuka, radius terdengarnya akan lebih jauh. Ketika alat itu bunyi nanti juga dari Pemprov Jateng juga akan menerima pemberitahuan," jelasnya.
Reporter: Yuda Auliya Rahman
Editor: Ali Muntoha