Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Kudus - Kabupaten Kudus dikenal sebagai kota religi dan pabrik rokoknya. Namun urusan kuliner, Kudus tak bisa dipandang sebelah mata.

Saat datang di kota ini selain soto kerbau dan garang asem, ada satu kuliner lain yang menjadi menu wajib untuk dicoba. Kuliner itu yakni nasi pindang kerbau.

Pindang kerbau disajikan dengan kuah kecokelatan pekat dengan potongan daging kerbau. Kuah yang dipadu dengan santan akan semakin membuat pindang kerbau semakin lezat.

Apalagi, kuahnya juga diberi daun melinjo muda dan disajikan dengan beralaskan daun pisang akan membuat rasa kuliner itu semakin sedap.

Ada banyak tempat di Kudus yang menyajikan pindang kerbau. Salah satunya di Taman Bojana Kudus. Harganya pun sangat terjangkau, cukup dengan Rp 15 ribu.

[caption id="attachment_249231" align="alignleft" width="1280"] Salah satu penjual nasi pindang kerbau di Taman Bojana Kudus. (MURIANEWS/Yuda Auliya Rahman)[/caption]

Sumarni, salah satu penjual pindang kerbau mengatakan, pindang kerbau merupakan salah satu kuliner khas Kudus. Dirinya merupakan generasi kedua setelah ayahnya yang sudah menjual pindang kerbau semenjak tahun 1966.

"Semenjak tahun 1985 saya yang meneruskan jualan pindang kerbau ini," kata perempuan yang kerap disapa Mbak Mar ini.

Baca: Segarnya Soto Kalkun di Kudus Ini Hanya Rp 10 Ribu SajaIa menjelaskan, pindang kerbau mirip dengan rawon yang biasanya mudah ditemui di daerah Jawa Timur. Hanya saja, yang membuat berbeda yakni kuah pindang kerbau yang dipadukan dengan santan hingga daun melinjo muda."Yang membedakan itu santan (pindang kerbau, red), terus kalau rawon kluweknya juga lebih banyak. Penyajiannya juga beda, nasi pindang itu pakai daun so (daun melinjo, red) kalau rawon pakainya tauge," jelasnya.Menurutnya ada sejumlah bumbu yang digunakan untuk membuat nasi pindang. Mulai ketumbar, jinten, kemiri, bawang merah, bawang putih, hingga merica.Selain itu, daging kerbau hingga kini masih dipertahankan lantaran masa Sunan Kudus ada tradisi untuk tidak menyembelih sapi untuk menghormati masyarakat Hindu."Karena khas Kudus dagingnya, kami pakai daging kerbau, bukan sapi, (kearifan lokal, toleransi yang diajarkan Sunan Kudus, red). Sejauh ini masyarakat suka pakai daging kerbau, tapi jika ada yang tidak suka alternatifnya bisa pakai ayam, "ucapnya. Reporter: Yuda Auliya RahmanEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler