Kamis, 20 November 2025


MURIANEWS, Kudus - Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) dari Januari hingga awal November 2021 sudah mencapai 125 kasus. Dari jumlah tersebut tiga pasien di antaranya meninggal dunia.

Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) DKK Kudus Nuryanto mengatakan, jika kasus DBD di Kudus tahun ini cenderung meningkat dari tahun sebelumnya. Rata-rata kasus DBD masih didominasi anak-anak.

Di mana, dalam kurun waktu yang sama di tahun 2020 lalu hanya terdapat 40 kasus DBD, dan lima di antaranya meninggal dunia. Peningkatan kasus tersebut lantaran adanya perubahan iklim yang membuat pertumbuhan jentik nyamuk lebih banyak.

"Angka kasusnya meningkat, tapi angka kematiannya menurun. Dari 125 kasus itu, sekitar 80 persennya itu anak-anak ," katanya, Selasa (9/11/2021).

Baca: Terlambat Tertangani, Lima Orang di Kudus Meninggal karena DBD Selama 2020

Ia menjelaskan, tiga kematian karena DBD tahun ini terjadi di tiga desa yang berbeda. Pada bulan bulan Maret terjadi di Desa Menawan, Kecamatan Gebog, bulan Juli di Desa Garung Kidul, Kecamatan Kaliwungu, dan bulan September di Desa Wergu Wetan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.
Ia menjelaskan, tiga kematian karena DBD tahun ini terjadi di tiga desa yang berbeda. Pada bulan bulan Maret terjadi di Desa Menawan, Kecamatan Gebog, bulan Juli di Desa Garung Kidul, Kecamatan Kaliwungu, dan bulan September di Desa Wergu Wetan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus."Kasus kematian akibat DBD kerap terjadi akibat keterlambatan penanganan medis," ungkapnya.Karena itu pihaknya mengimbau masyarakat yang mengalami gejala DBD bisa segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat baik Puskesmas ataupun rumah sakit."Sarang nyamuk di air-air yang tergenang juga harus diberantas, agar tidak timbul jentik-jentik nyamuk baru," imbuhnya. Reporter: Yuda Auliya RahmanEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler