Kamis, 20 November 2025


MURIANEWS, Kudus - Tiga mahasiswa mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK) berhasil membuat dua alat pengolah sampah. Alat pertama bisa plastik menjadi minyak, dan alat kedua mengubah sampah organik menjadi briket atau arang.

Mereka yakni Dimas Apriadi, M. Habib Syafa’arif dan M. Rizal Ainul Ubab, yang  dibimbing oleh dosen Teknik Mesin, Ratri Rahmawati.

Bahkan, karya yang dinamakan WEST (Waste-Energy Station) itu berhasil mengantarkan mereka menyabet medali emas di ajang World Invention and Technology Expo (Wintex) 2021 pada 17 November 2021.

Alat yang mereka buat itu juga digadang-gadang bisa menjadi solusi penanganan sampah di Tanah Air.

Dimas Apriadi mengatakan, munculnya ide tersebut ketika melihat banyaknya sampah yang ada dan sampai saat ini masih belum ada solusi itu untuk mengatasinya.

Ia bersama timnya yakin bawhwa plastik bisa dijadikan sebagai minyak, pasalnya secara teori plastik merupakan bahan turunan paling bawah dari minyak bumi.

”Sebelumnya memang diskusi dengan dosen dan akhirnya muncul ide bagaimana mengatasi sampah. Dari teori itu kami kemudian lakukan diskusi untuk membuat alatnya.,” katanya, Kamis (2/12/2021).

Ia menjelaskan, alat pengolah sampah plastik, terdiri dari tiga tabung untuk memproses. Tabung pertama berupa tabung pembakaran plastik, dan kemudian hasil pembakaran masuk ke tabung kedua yang disebut kondensor.

Baca: WOW! Kades di Kudus Olah Sampah Plastik Jadi BBM

Di tabung kondensor, sambung dia, terdapat dua selang. Selang pertama dari pembakaran masuk ke tabung kedua dan diproses menjadi cair atau minyak. Selang kedua sisa gas yang tidak bisa cair masuk ke tabung ketiga.

”Di tabung kedua di dalamnya ada tabung lebih kecil, di sela tabung luar dan dalam ada air yang digunakan untuk mempercepat perubahan gas menjadi cair. Tabung ketiga sendiri, berisi gas yang nantinya dilepas yang sudah dinetralisir," ujarnya.Tak hanya itu,  sisa pembakaran plastik, nantinya juga bisa diolah menjadi batako.Baca: Olah Sampah Jadi BBM, Desa di Kudus Ini Bisa Irit Puluhan JutaSementara untuk alat pengolah sampah organik menjadi briket, ada empat alat terpisah. Pertama berupa penampung sampah, tempat pembakaran, tempat pres hasil pembakaran dan pencetak briket."Prosesnya hampir sama, pembakaran lalu di-pres dan dicetak menjadi kotak kecil menjadi briket atau arang dam hasilnya bisa digunakan untuk memasak atau bakar-bakar," ucapnya.Dirinya berharap, alat yang dibuat bersama timnya tersebut bisa mengurangi limbah sampah yang ada dan ke depan semua desa bisa memiliki alat tersebut, sehingga penanganan sampah bisa dilakukan di setiap desa.Sementara dosen pembimbing, Ratri menyebut, untuk alat memang masih butuh penyempurnaan. Sehingga ke depannya masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut agar bisa maksimal.Proyek alat pengolah sampah tersebut  juga dilirik oleh pihak Kroasia, sehingga diharapkan nanti ada jalinan kerja sama dengan pihak dari Kroasia. Reporter: Yuda Auliya RahmanEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler