Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Kudus – Mbah Wargono, sesepuh Sedulur Sikep di Dukuh Kaliyoso, Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, meninggal dunia, Jumat (26/2/2022) sore. Semasa hidup, Mbah Wargono dikenal sebagai sosok yang konsisten memegang ajaran Samin.

Hal ini diungkapkan oleh Moh Rosyid, peneliti Samin, dosen IAIN Kudus. Ia menyebut jika Mbah Wargono konsisten mmegang teguh ajaran samin (saminisme) sejak kolonial Belanda hingga kini.

”Di antaranya generasi Samin tidak sekolah formal/sekolah hingga lulus SD saja, sekolah cukup bisa baca tulis. Kawin janji, janji sepisan kanggo selawase (janji sekali untuk selamanya, red), dan beragama Adam,” katanya, Sabtu (26/2/2022).

Ia menyebut, dalam perkembangannya sejak tahun 70-an warga Samin sudah mulai mengeyam pendidikan dengan lulus SMA/SMK. Saat ini perkawinan juga telah dicatatkan, dan dalam kolom KTP disebut sebagai penghayat kepercayaan.

“Ketokohan Mbah Wargono untuk mempertahankan saminisme sangat kuat. Adakah yang mewarisi untuk mempertahankan Saminisme?,” ujarnya.

Baca: Jenazah Sesepuh Samin Mbah Wargono Dimakamkan di Ruang Tamu

Mbah Wargono juga dikenal sebagai sosok yang bijaksana, tegas, dan memiliki toleransi tinggi. Apalagi di mata anak-anaknya, Mbah Wargono dikenal sebagai sosok yang keras dan sangat mendidik.

"Bapak itu (Mbah Wargono, red) orangnya keras, jadi didikanya itu sangat keras. Cara bapak sayang kepada anak-anaknya itu berbeda," kata Gunretno, putra pertama Mbah Wargono.

Ia mencontohkan, semasa hidup Mbah Wargono mendidik anak-anaknya untuk kerja keras, dan tidak ada yang bermalas-malasan. Saat bangun pun, mereka diminta untuk terbiasa bangun pagi dan langsung membantu orang tua.

"Fajar itu sudah diminta bagun dan tidak ada yang malas-malasan. Misal bapak bantu ibu numbuk jagung, anak-anaknya ya bantu semua, ada yang dadek geni (buat api, red), ada yang bantu numbuk jagung. Kalau di sawah pulangnya juga harus bantu mikul semua, tidak ada tidur siang, jadi ketat banget," imbuhnya.Baca: Tokoh Samin di Kudus Meninggal, Rumah Duka Penuh Karangan BungaIa sendiri merasa bersyuru telah dididik Mbah Wargono dengan keras. Alhasil, bisa menjadikannya pribadi yang lebih baik."Dengan didikan keras yang diajarkan bapak, bisa membuat saya lebih ulet dan lebih baik," jelasnya.Apalagi ada sebuah pesan yang ditinggalkan Mbah Wargono semasa masih hidup, yang hingga kini terus diingatnya. Pesan tersebut sebuah paribahasa yang memiliki pesan dalam, yakni 'Becik Ketitik Ala Ketara'.Maknanya, setiap perbuatan yang baik pasti akan diketahui. Pun sebaliknya, perilaku busuk cepat atau lambat juga pasti terungkap."Bechik Ketitik Ala Ketara. Mulo aja podo suloyo sak jroning kesusahan, mula ngger sing mbok adepi wong akeh dadi sing madep, sing mantep, sing ati-ati. Itu pesan bapak, dan maknanya sangat dalam," imbuhnya.Sementara Sukarlan, warga Pati yang masih keponakan Mbah Wargono juga menyebut, almarhum dikenal memiliki kepribadian yang sangat baik dan suka menolong. Seperti kepada saudara, ataupun tetangga sekitar. Reporter: Yuda Auliya RahmanEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler