Warga Berbondong-bondong Bawa Ayam Ingkung ke Punden Kramat di Kudus
Yuda Auliya Rahman
Kamis, 24 Maret 2022 18:56:46
MURIANEWS, Kudus - Seratusan warga berbondong-bondong mendatangi Punden atau Makam Kramat Masin di Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kabupaten
Kudus, Kamis (24/3/2022). Mereka datang sambal membawa ayam ingkung.
Di punden tersebut merupakan tempat pesarean terakhir Raden Ayu Dewi Nawangsih dan Raden Bagus Rinangku yang merupakan tokoh cikal bakal desa setempat.
Kedatangan mereka ke makam kramat tersebut untuk menjalankan tradisi sedekah kubur yang biasanya dilakukan di hari kamis terakhir menjelang Ramadan, namun jika hari Kamis terakhir terlalu mepet dengan awal Ramadan, maka akan diajukan di hari kamis pekan sebelumnya.
Tradisi tersebut di masyarakat juga dikenal dengan tradisi 'Sewu Sempol'. Pasalnya masyarakat yang datang ke makam kramat tersebut membawa berkatan yang berisi satu buah ingkung ayam utuh dan bunga tujuh rupa.
Ayam ingkung yang dibawa warga nantinya akan diambil bagian paha atau sempol sebelah, dan akan disedekahkan kembali untuk masyarakat sekitar. Sementara sisanya akan kembali bawa pulang warga setelah diberi doa.
[caption id="attachment_280016" align="alignleft" width="1280"]

Warga membawa ingkung ayam untuk mengikuti tradisi sewu sempol di Punden Kramat Desa Masin. (MURIANEWS/Yuda Auliya Rahman)[/caption]
Masyarakat yang datang kebanyakan merupakan warga asli desa setempat. Termasuk warga asal Kandangmas yang tinggal di daerah lain.
Salah satunya Nur Bayati yang merupakan warga asli desa setempat. Meski saat ini sudah tinggal di Desa Sidorekso, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, dirinya tetap datang untuk mengikuti tradisi menjelang Ramadan di punden kramat tersebut.
Baca: Makam Keramat Masin Kudus, dari Sewu Sempol Hingga Mitos Kena Petaka Jika Ambil Ranting JatiSaat itu, ia datang bersama putrinya yang sudah berkeluarga. Setiap keluarga membawa satu ingkung ayam utuh untuk dibawa dan berdoa tahlil bersama di kompleks Punden Kramat Masin."Memang kepercayaan dan menjaga tradisi dari nenek moyang sini. Meski saya sudah tidak tinggal di Kandangmas tapi tetep datang untuk melestarikan dan mengharap keberkahan," ungkapnya saat ditemui di kompleks Punden Kramat Masin.
Baca: Kisah Cinta Nawangsih dan Bagus Rinangku Pukau Ratusan Penonton FASBuKSementara Suhadi (69) Pengurus Punden Kramat Masin, kegiatan kali ini merupakan adat istiadat sedekah kubur di Desa Kandangmas. Tradisi tersebut dilakukan sebagai salah satu penghormatan dan mendoakan para ahli kubur menjelang bulan Ramadan."Selametan akhir bulan ruwah menjelang puasa. Dengan membawa ayam ingkung utuh dan diambil sebagian sempolnya untuk dibagikan ke masyarakat sekitar. Setelah dikumpulkan bersama bunganya setelah itu didoakan bersama dengan tahlil juga," ucapnya. Reporter: Yuda Auliya RahmanEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_280015" align="alignleft" width="1280"]

Sewu sempol yang dikumpulkan masyarakat asli Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. (MURIANEWS/Yuda Auliya Rahman)[/caption]
MURIANEWS, Kudus - Seratusan warga berbondong-bondong mendatangi Punden atau Makam Kramat Masin di Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kabupaten
Kudus, Kamis (24/3/2022). Mereka datang sambal membawa ayam ingkung.
Di punden tersebut merupakan tempat pesarean terakhir Raden Ayu Dewi Nawangsih dan Raden Bagus Rinangku yang merupakan tokoh cikal bakal desa setempat.
Kedatangan mereka ke makam kramat tersebut untuk menjalankan tradisi sedekah kubur yang biasanya dilakukan di hari kamis terakhir menjelang Ramadan, namun jika hari Kamis terakhir terlalu mepet dengan awal Ramadan, maka akan diajukan di hari kamis pekan sebelumnya.
Tradisi tersebut di masyarakat juga dikenal dengan tradisi 'Sewu Sempol'. Pasalnya masyarakat yang datang ke makam kramat tersebut membawa berkatan yang berisi satu buah ingkung ayam utuh dan bunga tujuh rupa.
Ayam ingkung yang dibawa warga nantinya akan diambil bagian paha atau sempol sebelah, dan akan disedekahkan kembali untuk masyarakat sekitar. Sementara sisanya akan kembali bawa pulang warga setelah diberi doa.
[caption id="attachment_280016" align="alignleft" width="1280"]

Warga membawa ingkung ayam untuk mengikuti tradisi sewu sempol di Punden Kramat Desa Masin. (MURIANEWS/Yuda Auliya Rahman)[/caption]
Masyarakat yang datang kebanyakan merupakan warga asli desa setempat. Termasuk warga asal Kandangmas yang tinggal di daerah lain.
Salah satunya Nur Bayati yang merupakan warga asli desa setempat. Meski saat ini sudah tinggal di Desa Sidorekso, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, dirinya tetap datang untuk mengikuti tradisi menjelang Ramadan di punden kramat tersebut.
Baca: Makam Keramat Masin Kudus, dari Sewu Sempol Hingga Mitos Kena Petaka Jika Ambil Ranting Jati
Saat itu, ia datang bersama putrinya yang sudah berkeluarga. Setiap keluarga membawa satu ingkung ayam utuh untuk dibawa dan berdoa tahlil bersama di kompleks Punden Kramat Masin.
"Memang kepercayaan dan menjaga tradisi dari nenek moyang sini. Meski saya sudah tidak tinggal di Kandangmas tapi tetep datang untuk melestarikan dan mengharap keberkahan," ungkapnya saat ditemui di kompleks Punden Kramat Masin.
Baca: Kisah Cinta Nawangsih dan Bagus Rinangku Pukau Ratusan Penonton FASBuK
Sementara Suhadi (69) Pengurus Punden Kramat Masin, kegiatan kali ini merupakan adat istiadat sedekah kubur di Desa Kandangmas. Tradisi tersebut dilakukan sebagai salah satu penghormatan dan mendoakan para ahli kubur menjelang bulan Ramadan.
"Selametan akhir bulan ruwah menjelang puasa. Dengan membawa ayam ingkung utuh dan diambil sebagian sempolnya untuk dibagikan ke masyarakat sekitar. Setelah dikumpulkan bersama bunganya setelah itu didoakan bersama dengan tahlil juga," ucapnya.
Reporter: Yuda Auliya Rahman
Editor: Ali Muntoha