Anak Bunuh Ibu di Kudus, Begini Analisa dari Sisi Psikologi
Yuda Auliya Rahman
Kamis, 29 Desember 2022 16:08:21
Dosen psikologi Universitas Muria Kudus (UMK) Tinon Citraning Harisuci menilai, banyak faktot psikis yang melatarbelakang hal keji itu terjadi.
”Secara psikologi kalau sampai berbuat seperti itu (pembunuhan, red), artinya secara kesehatan mentalnya dia sedang tidak baik-baik saja, sedang merasa tidak nyaman," katanya, Kamis (29/12/2022).
Kondisi tersebut membuat suatu hal yang bisa menjadikan perilaku destruktif hingga mencelakai orang lain. Ketidaknyamanan yang dirasakan juga memiliki penyebab beraneka macam.
”Salah satunya kecenderungan dari faktor genetik untuk agresif yang mengarah pada antisosial atau genetik psikopat. Setiap orang, dalam beberapa teori psikologi itu membawa sifat bawaan agresif, hanya saja norma serta contoh yang diterima dari lingkungan juga turut mempengaruhi perilakunya,” jelasnya.
Baca: Polisi Ungkap Kronologi Anak Bunuh Ibunya di KudusLingkungan yang dimaksud, sambung dia, tidak hanya terbatas pada orang yang ada di sekitar saja. Melainkan, perilaku agresif yang juga didorong dari internet, media sosial dan hal lainnya.
Selain itu, indikasi lain yang berpotensi menjadi penyebab perilaku destruktif antara lain, kematangan atau kecerdasan emosional, faktor lingkungan. Kemudian, terdapat pula kecerdasan spiritual, dan faktor role model genetik untuk pelaku destruktif.
”Misalnya kalau lagi marah, suka banting barang atau apa, nah hal ini akan terekam dalam memori. Itu juga bisa juga menjadi penyebab dalam berperilaku agresif atau destruktif itu tadi. Penangananya bisa psikoterapi, farmakoterpai dengan obatan-obatan untuk gangguan tertentu,” terangnya.
”Misalnya kalau lagi marah, suka banting barang atau apa, nah hal ini akan terekam dalam memori. Itu juga bisa juga menjadi penyebab dalam berperilaku agresif atau destruktif itu tadi. Penangananya bisa psikoterapi, farmakoterpai dengan obatan-obatan untuk gangguan tertentu,” terangnya.
Baca: Terduga Pembunuh Janda di Kudus Kecelakaan di Depan Kantor PolisiDiberitakan sebelumnya, pemuda berinisial AB diringkus polisi setelah melakukan membunuh ibu kandungnya sendiri yang berinisial UK (52) di Desa Jekulo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada Minggu (26/11/2022) malam.Saat itu korban UK ditemukan tergeletak dengan luka sayatan dan darah yang mengucur dari luka di nadi pergelangan tangan.Setelah kejadian, pelaku terlibat kecelakaan di depan Mapolsek Kota, hingga akhirnya diringkus Satreskrim Polres Kudus. Reporter: Yuda Auliya RahmanEditor: Ali Muntoha
Murianews, Kudus - Kasus anak bunuh ibu kandung di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah yang terjadi di akhir pekan kemarin, Minggu (25/12/2022) malam mengundang perhatian banyak pihak.
Dosen psikologi Universitas Muria Kudus (UMK) Tinon Citraning Harisuci menilai, banyak faktot psikis yang melatarbelakang hal keji itu terjadi.
”Secara psikologi kalau sampai berbuat seperti itu (pembunuhan, red), artinya secara kesehatan mentalnya dia sedang tidak baik-baik saja, sedang merasa tidak nyaman," katanya, Kamis (29/12/2022).
Kondisi tersebut membuat suatu hal yang bisa menjadikan perilaku destruktif hingga mencelakai orang lain. Ketidaknyamanan yang dirasakan juga memiliki penyebab beraneka macam.
”Salah satunya kecenderungan dari faktor genetik untuk agresif yang mengarah pada antisosial atau genetik psikopat. Setiap orang, dalam beberapa teori psikologi itu membawa sifat bawaan agresif, hanya saja norma serta contoh yang diterima dari lingkungan juga turut mempengaruhi perilakunya,” jelasnya.
Baca: Polisi Ungkap Kronologi Anak Bunuh Ibunya di Kudus
Lingkungan yang dimaksud, sambung dia, tidak hanya terbatas pada orang yang ada di sekitar saja. Melainkan, perilaku agresif yang juga didorong dari internet, media sosial dan hal lainnya.
Selain itu, indikasi lain yang berpotensi menjadi penyebab perilaku destruktif antara lain, kematangan atau kecerdasan emosional, faktor lingkungan. Kemudian, terdapat pula kecerdasan spiritual, dan faktor role model genetik untuk pelaku destruktif.
”Misalnya kalau lagi marah, suka banting barang atau apa, nah hal ini akan terekam dalam memori. Itu juga bisa juga menjadi penyebab dalam berperilaku agresif atau destruktif itu tadi. Penangananya bisa psikoterapi, farmakoterpai dengan obatan-obatan untuk gangguan tertentu,” terangnya.
Baca: Terduga Pembunuh Janda di Kudus Kecelakaan di Depan Kantor Polisi
Diberitakan sebelumnya, pemuda berinisial AB diringkus polisi setelah melakukan membunuh ibu kandungnya sendiri yang berinisial UK (52) di Desa Jekulo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada Minggu (26/11/2022) malam.
Saat itu korban UK ditemukan tergeletak dengan luka sayatan dan darah yang mengucur dari luka di nadi pergelangan tangan.
Setelah kejadian, pelaku terlibat kecelakaan di depan Mapolsek Kota, hingga akhirnya diringkus Satreskrim Polres Kudus.
Reporter: Yuda Auliya Rahman
Editor: Ali Muntoha