Mengunjungi Museum di Grobogan Ini, Kamu Bakal Merasakan Sensasi Jadi Peneliti
Zulkifli Fahmi
Selasa, 16 Agustus 2022 19:23:19
MURIANEWS, Grobogan – Mengunjungi museum biasanya, pengunjung hanya dapat melihat hasil penemuan yang sudah ditempatkan dalam kotak penyimpanan. Namun, berbeda jika mengunjungi museum di Grobogan ini.
Namanya, Museum Situs Gajahan Sendang Gandri. Letaknya di Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Museum ini baru diresmikan pada Senin (15/8/2022) bersamaan dengan Museum Banjarejo.
Tempat wisata sejarah itu disebut sebagai museum yang pertama dengan konsep lapangan. Dengan konsep itulah, para pengunjung bisa merasakan langsung sensasinya berada di kontak ekskavasi sebagai seorang peneliti.
”Di sini ada salah satu spot pelatihan ekskavasi. Sudah tersedia ember, cetok, dan kuas. Memang belum lengkap, namun bisa mewakili,” kata Wahyu Widianta, salah satu peneliti Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran.
Baca: Museum Situs Gajahan Sendang Gandri Banjarejo Grobogan Disebut yang Pertama Berkonsep LapanganDalam Tur Pameran dan Talkshow Jejak Kehidupan Purba Banjarejo yang juga disiarkan di YouTube resmi Museum Geologi itu, ia mengatakan, ada beberapa spot temuan yang bisa dicoba pengunjung.
”Seolah-olah menjadi peneliti saat melakukan ekskavasi. Kalau di lapangan pasti kesulitan untuk membedakan apakah ini fosil atau batu. Nanti pengunjung akan diajarin,” ujarnya.
Sementara, Peneliti dan Dosen Arkeolog Institut Teknologi Bandung, Agus Tri Hascaryo menjelaskan kenapa Museum Situs Gajahan Sendang Gandri dibuat berkonsep lapangan.
Sementara, Peneliti dan Dosen Arkeolog Institut Teknologi Bandung, Agus Tri Hascaryo menjelaskan kenapa Museum Situs Gajahan Sendang Gandri dibuat berkonsep lapangan.“Harus ditampilkan, agar dapat merasakan bagaimana berada di suatu penelitian, penemuan geologi, arkeologi, atau paleontologi. Datang ke sini, berkunjung belajar. Jadi ini dibikin sesuai kondisi aslinya,” ujarnya.Saat datang di sana pun, pengunjung diminta tidak memakai alas kaki. Itu diharapkan pengunjung bisa merasakan betul bagaimana melakukan penelitian.“Ini diharapkan bisa merasakan melakukan penelitian, salah satunya melepas alas kaki. Agar kotak ekskavasi tidak terkontaminasi,” ujarnya.Selama berkunjung juga diharuskan mengikuti alurnya. Ini juga dimaksudkan agar dapat menghindari kerusakan, namun tetap tak mengurangi sensasi penelitian. Namun, ada beberapa koleksi di sana yang boleh disentuh pengunjung.“Itu untuk merasakan bagaimana bentuk fosil,” terangnya. Reporter: Zulkifli FahmiEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_309144" align="alignleft" width="1280"]

Museum Situs Gajahan Sendang Gandri Banjarejo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan. (Murianews/Saiful Anwar)[/caption]
MURIANEWS, Grobogan – Mengunjungi museum biasanya, pengunjung hanya dapat melihat hasil penemuan yang sudah ditempatkan dalam kotak penyimpanan. Namun, berbeda jika mengunjungi museum di Grobogan ini.
Namanya, Museum Situs Gajahan Sendang Gandri. Letaknya di Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Museum ini baru diresmikan pada Senin (15/8/2022) bersamaan dengan Museum Banjarejo.
Tempat wisata sejarah itu disebut sebagai museum yang pertama dengan konsep lapangan. Dengan konsep itulah, para pengunjung bisa merasakan langsung sensasinya berada di kontak ekskavasi sebagai seorang peneliti.
”Di sini ada salah satu spot pelatihan ekskavasi. Sudah tersedia ember, cetok, dan kuas. Memang belum lengkap, namun bisa mewakili,” kata Wahyu Widianta, salah satu peneliti Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran.
Baca: Museum Situs Gajahan Sendang Gandri Banjarejo Grobogan Disebut yang Pertama Berkonsep Lapangan
Dalam Tur Pameran dan Talkshow Jejak Kehidupan Purba Banjarejo yang juga disiarkan di YouTube resmi Museum Geologi itu, ia mengatakan, ada beberapa spot temuan yang bisa dicoba pengunjung.
”Seolah-olah menjadi peneliti saat melakukan ekskavasi. Kalau di lapangan pasti kesulitan untuk membedakan apakah ini fosil atau batu. Nanti pengunjung akan diajarin,” ujarnya.
Sementara, Peneliti dan Dosen Arkeolog Institut Teknologi Bandung, Agus Tri Hascaryo menjelaskan kenapa Museum Situs Gajahan Sendang Gandri dibuat berkonsep lapangan.
“Harus ditampilkan, agar dapat merasakan bagaimana berada di suatu penelitian, penemuan geologi, arkeologi, atau paleontologi. Datang ke sini, berkunjung belajar. Jadi ini dibikin sesuai kondisi aslinya,” ujarnya.
Saat datang di sana pun, pengunjung diminta tidak memakai alas kaki. Itu diharapkan pengunjung bisa merasakan betul bagaimana melakukan penelitian.
“Ini diharapkan bisa merasakan melakukan penelitian, salah satunya melepas alas kaki. Agar kotak ekskavasi tidak terkontaminasi,” ujarnya.
Selama berkunjung juga diharuskan mengikuti alurnya. Ini juga dimaksudkan agar dapat menghindari kerusakan, namun tetap tak mengurangi sensasi penelitian. Namun, ada beberapa koleksi di sana yang boleh disentuh pengunjung.
“Itu untuk merasakan bagaimana bentuk fosil,” terangnya.
Reporter: Zulkifli Fahmi
Editor: Zulkifli Fahmi