Rabu, 19 November 2025


Hal itu menjadi hiburan warga di tengah sulitnya akses.  Terutama jika hendak menuju ke kota untuk aktivitas ekonomi. Arus lalu lintas dari Desa Medang, menuju Desa Tempuran, Sayuran, Soka, Purwosari dan Suroyudan lumpuh. Untuk menjangkau lokasi tersebut, warga harus berputar dengan jarak hampir 10 kilometer. Tapi biasanya warga enggan berputar. Mereka nekat menyeberang sungai dengan berjalan kaki.

Salah seorang warga, Sri Asiyah menuturkan, dia harus pergi ke pasar. Tapi karena jembatan ambrol, dia kesulitan. Dia terpaksa berputar lebih jauh. "Warga berharap pemerintah Blora segera tanggap untuk kembali membangun jembatan tersebut, agar warga tidak perlu memutar jauh untuk menuju ke kota," katanya.

Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Blora, Bondan Sukarno mengatakan pihaknya telah mengerahkan tim mengidentifikasi faktor ambrolnya jembatan. usai pendataan, hasilnya akan dijadikan dasar pengambilan kebijakan dalam pembangunan jembatan pascaambrol.Diketahui, jembatan dibangun sejak puluhan tahun lalu. Diketahui, jembatan telah direnovasi sekitar 1990-an. “Derasnya aliran sungai beberapa hari terakhir bisa jadi salah satu penyebab pengikis kekuatan tiang penyangga yang akhirnya ambrol. Kita masih dalami apa penyebab sebenarnya. Untuk pembangunan akan kita usulkan dalam APBD 2017 yang saat ini sedang disusun,” katanya.Editor : Akrom Hazami

Baca Juga

Komentar

Terpopuler