Rabu, 19 November 2025


Ring sederhana terbuat dari bambu pun menjadi arena para petarung untuk menggelar tradisi yang sudah dilaksanaka sejak tahun 1960-an tersebut. Hujan yang mengguyur Kota Kretek juga tak dihiraukan para penonton yang terus menyorakkan semangatnya pada para pendekar yang berlaga.

Husnul Khitam, Ketua Pagar Nusa Kudus mengatakan esensi dari Pencak Dor bukanlah tentang adu kekuatan. Pencak dor, katanya, juga tidak menentukan siapa yang menang maupun siapa yang kalah. “Esensinya tidak mencari siapa terkuat,” ucapnya.

Hal yang paling penting, lanjutnya, adalah nguri-nguri budaya yang telah ada sejak tahun 1960-an. Selain itu, ajang Pencak Dor yang pihaknya gelar juga ditujukan untuk memperkenalkan kesenian tersebut ke masyarakat luas.

“Kami ingin memperkenalkannya di Kudus, ini pertama kalinya,” katanya.

Pihaknya pun berharap jika kedepannya, tradisi Pencak Dor bisa dikenal dan diterima masyarakat luas di Kota Kretek. Hingga kini, lanjutnya, jumlah anggota Pagar Nusa sendiri yang ada di Kudus mencapai ribuan orang.
Pihaknya pun berharap jika kedepannya, tradisi Pencak Dor bisa dikenal dan diterima masyarakat luas di Kota Kretek. Hingga kini, lanjutnya, jumlah anggota Pagar Nusa sendiri yang ada di Kudus mencapai ribuan orang.“Kebanyakan mengikuti kegiatan Pencak Dor, ucapnya.Husnul menambahkan, digelarnya kegiatan Pencak Dor juga merupakan untuk memperingati harlah Pagar Nusa ke-34. “Ini adalah salah satu acara untuk memperingati Harlah Pagar Nusa ke-34,” tandasnya. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler