Telur dan Cabai Bikin Kudus Deflasi di September
Anggara Jiwandhana
Senin, 4 Oktober 2021 14:56:21
MURIANEWS, Kudus – Kabupaten Kudus pada bulan September 2021 kemarin mengalami deflasi sebesar 0,03 persen, dengan indeks Harga Konsumen (IHK) yakni sebesar 105,31.
Pemicu deflasi dikarenakan adanya penurunan harga beberapa indeks kelompok pengeluaran. Yakni pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,42 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kudus Rahmadi Agus Santosa merincikan, ada sejumlah komoditas utama dalam kelompok tersebut yang menjadi penyebab utama Kudus alami deflasi.
”Yakni telur ayam ras, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, dan daging ayam ras. Yang akhirnya memicu deflasi di Kabupaten,” ucap Rahmadi dalam Zoom Meeting, Senin (4/10/2021).
Walau demikian, beberapa kelompok juga masih mengalami inflasi. Yakni kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,31 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,31 persen.
Selain itu, kelompok transportasi sebesar 0,07 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga mengalami inflasi sebesar 0,26 persen, dan kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen.
“Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–September) 2021 sebesar 0,62 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2021 terhadap September 2020) sebesar 1,45 persen,” rincinya.
Baca: Heboh Pria Magelang Nikahi Rice Cooker, Viral Hingga Filipina dan IndiaKabupaten Kudus sendiri, lanjut Rahmadi, bukan menjadi satu-satunya Kabupaten di Jawa Tengah yang mengalami deflasi. Kota/kabupaten lainnya yakni Kota Semarang, Purwokerto, dan Cilacap.“Masing-masing 0,14 persen, 0,13 persen, 0,12 persen,” sambungnya.Sementara, kabupaten/kota yang mengalami inflasi adalah Kota Tegal sebesar 0,02 persen dan Kota Surakarta sebesar 0,01 persen.Jawa Tengah secara umum mengalami deflasi sebesar 0,10 persen dengan indeks harga sebesar 106,00. Sedangkan nasional mengalami deflasi sebesar 0,04 persen dengan indeks harga sebesar 106,53. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_243717" align="alignleft" width="1280"]

Cabai merah dan sayur-sayuran dijual di pasar tradisional Kudus. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Kabupaten Kudus pada bulan September 2021 kemarin mengalami deflasi sebesar 0,03 persen, dengan indeks Harga Konsumen (IHK) yakni sebesar 105,31.
Pemicu deflasi dikarenakan adanya penurunan harga beberapa indeks kelompok pengeluaran. Yakni pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,42 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kudus Rahmadi Agus Santosa merincikan, ada sejumlah komoditas utama dalam kelompok tersebut yang menjadi penyebab utama Kudus alami deflasi.
”Yakni telur ayam ras, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, dan daging ayam ras. Yang akhirnya memicu deflasi di Kabupaten,” ucap Rahmadi dalam Zoom Meeting, Senin (4/10/2021).
Walau demikian, beberapa kelompok juga masih mengalami inflasi. Yakni kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,31 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,31 persen.
Selain itu, kelompok transportasi sebesar 0,07 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga mengalami inflasi sebesar 0,26 persen, dan kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen.
“Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–September) 2021 sebesar 0,62 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2021 terhadap September 2020) sebesar 1,45 persen,” rincinya.
Baca: Heboh Pria Magelang Nikahi Rice Cooker, Viral Hingga Filipina dan India
Kabupaten Kudus sendiri, lanjut Rahmadi, bukan menjadi satu-satunya Kabupaten di Jawa Tengah yang mengalami deflasi. Kota/kabupaten lainnya yakni Kota Semarang, Purwokerto, dan Cilacap.
“Masing-masing 0,14 persen, 0,13 persen, 0,12 persen,” sambungnya.
Sementara, kabupaten/kota yang mengalami inflasi adalah Kota Tegal sebesar 0,02 persen dan Kota Surakarta sebesar 0,01 persen.
Jawa Tengah secara umum mengalami deflasi sebesar 0,10 persen dengan indeks harga sebesar 106,00. Sedangkan nasional mengalami deflasi sebesar 0,04 persen dengan indeks harga sebesar 106,53.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Ali Muntoha