juga ikut mengajak sejumlah pelaku seni untuk meramaikan acara baca buku gratis tersebut.
”Kami bekerja sama dengan Ikatan Pustakawan Indonesia. Kegiatan ini ditujukan untuk memperingati Hari Buku Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional,” ucap Plt Kepala Dinas Arpusda Kudus Sancaka Dwi Supani.
Sancaka menambahkan, melalui kegiatan ini diharapkan bisa menumbuhkan budaya minat baca warga Kabupaten Kudus yang kian hari diklaim mulai menurun karena adanya telepon pintar.
”Kami menampilkan beberapa kesenian. Ada seni barongan, seni tari, dan menyanyi, sehingga harapannya ini masyarakat bisa tertarik untuk membaca buku. Kami bawakan 1.300 buku di dua mobil ini,” imbuhnya.
Dia ikut berpesan jika buku merupakan jendela dunia. Masyarakat boleh saja menggunakan telepon pintar namun jangan sampai meninggalkan buku.
”Bangsa yang pandai pasti membaca buku. Guru yang hebat juga membaca buku, dan orang-orang hebat pastinya membaca buku. Jadi, jangan pernah tinggalkan buku karena itu jendela dunia,” tandasnya.Salah seorang pengunjung Anwar (14) mengaku cukup senang bisa mengakses bacaan buku gratis dari pihak dinas. Dia tidak memungkiri jika lebih suka bermain telepon pintar ketimbang membaca buku.Meski demikian, ketika saat belajar dan saat ada buku bacaan yang menarik, dia akan membaca buku.”Ini sedang memilih buku bacaan, ada yang menarik saya baca nanti. Kalau bisa sepekan sekali saja,” tandasnya.https://youtu.be/RFXTlkjADRgEditor: Dani Agus
Murianews, Kudus – Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, membawakan sekitar 1.300 buku bacaan gratis untuk masyarakat Kudus yang tengah melakukan Car Free Day (CFD) di Alun-alun Simpang Tujuh, Minggu (21/5/2023).
Selain membawa buku bacaan gratis,
Dinas Arpusda juga ikut mengajak sejumlah pelaku seni untuk meramaikan acara baca buku gratis tersebut.
”Kami bekerja sama dengan Ikatan Pustakawan Indonesia. Kegiatan ini ditujukan untuk memperingati Hari Buku Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional,” ucap Plt Kepala Dinas Arpusda Kudus Sancaka Dwi Supani.
Baca juga: Girangnya Pedagang Bisa Jualan di CFD Kudus Lagi
Sancaka menambahkan, melalui kegiatan ini diharapkan bisa menumbuhkan budaya minat baca warga Kabupaten Kudus yang kian hari diklaim mulai menurun karena adanya telepon pintar.
”Kami menampilkan beberapa kesenian. Ada seni barongan, seni tari, dan menyanyi, sehingga harapannya ini masyarakat bisa tertarik untuk membaca buku. Kami bawakan 1.300 buku di dua mobil ini,” imbuhnya.
Dia ikut berpesan jika buku merupakan jendela dunia. Masyarakat boleh saja menggunakan telepon pintar namun jangan sampai meninggalkan buku.
”Bangsa yang pandai pasti membaca buku. Guru yang hebat juga membaca buku, dan orang-orang hebat pastinya membaca buku. Jadi, jangan pernah tinggalkan buku karena itu jendela dunia,” tandasnya.
Salah seorang pengunjung Anwar (14) mengaku cukup senang bisa mengakses bacaan buku gratis dari pihak dinas. Dia tidak memungkiri jika lebih suka bermain telepon pintar ketimbang membaca buku.
Meski demikian, ketika saat belajar dan saat ada buku bacaan yang menarik, dia akan membaca buku.
”Ini sedang memilih buku bacaan, ada yang menarik saya baca nanti. Kalau bisa sepekan sekali saja,” tandasnya.
https://youtu.be/RFXTlkjADRg
Editor: Dani Agus