Kamis, 20 November 2025


Salah satunya adalah Robithoh Ma'had Islamiyah (RMI) NU Pati. Dalam kesempatan itu, RMI menyelenggarakan Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) atau lomba membaca kitab di Kampus Ipmafa Pati.

Rais Syuriyah PCNU Pati KH Aniq Muhammadun mengatakan, santri harus mampu menguasai kitab kuning secara mendalam. Hal itu agar santri mampu merespons masalah sosial dengan benar.

"Kitab Kuning menjadi rujukan santri dalam merespons masalah apapun yang terjadi di tengah masyarakat," ungkapnya.

Lebih lanjut, ia juga menjelaskan metode klasik yang digunakan para ulama untuk memahami kitab kuning. Dikatkan, metode "Utawi Ika Iku" dalam pemaknaan teks Kitab Kuning, selama ini dinilai sangat efektif.

"Metode Utawi Ika Iku yang diterapkan di pesantren terbukti efektif dalam membekali santri kemampuan memahami struktur kalimat yang sangat dibutuhkan dalam menguasai Kitab Kuning," imbuhnya.

Selain itu, Kiai Aniq mengisahkan bahwa KH MA Sahal Mahfudh adalah ulama yang membela metode tersebut dalam forum ilmiah nasional di Jakarta. Saat seorang narasumber mengkritik metode itu, karena dianggap tidak relevan dan harus diganti, maka Kiai Sahal dengan tegas membela metode ini.
Selain itu, Kiai Aniq mengisahkan bahwa KH MA Sahal Mahfudh adalah ulama yang membela metode tersebut dalam forum ilmiah nasional di Jakarta. Saat seorang narasumber mengkritik metode itu, karena dianggap tidak relevan dan harus diganti, maka Kiai Sahal dengan tegas membela metode ini."Metode Utawi Ika Iku justru terbukti satu-satunya metode yang sudah terbukti efektif dalam pembelajaran di Pesantren," kata Kyai Aniq menirukan dawuh Kyai Sahal.ia melanjutkan, Kiai Sahal justru menantang jika ada metode baru yang lebih baik dari metode Utawi Ika Iku, maka Kiai Sahal siap menerimanya."Tantangan Kiai Sahal ini menarik karena sampai sekarang belum ada metode baru dalam memahami kitab Kuning yang lebih efektif dari Utawi ika iku," tutupnya. Reporter: Cholis AnwarEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler