Penyuluh Pertanian Grobogan Diajari Pakai Drone Pembasmi Hama
Dani Agus
Kamis, 16 Desember 2021 15:27:09
MURIANEWS, Grobogan - Dinas Pertanian Grobogan mengenalkan penggunaan drone penyemprot untuk membantu mengatasi hama tanaman. Pada tahap awal, pengenalan pengunaan drone ini diberikan kepada para penyuluh dan petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT).
Kabid Perkebunan Dinas Pertanian Grobogan Christina Setyaningsih menjelaskan, dalam pengenalan drone ini, pihaknya menggandeng kerja sama dengan pihak ketiga.
Untuk tahap awal, pengenalan drone memang dilakukan pada petugas lapangan terlebih dahulu.
“Petugasnya kita kasih pengenalan dan latihan penggunaan drone. Setelah itu, mereka nantinya yang akan mengenalkan penggunaan teknologi ini pada petani,” katanya, Kamis (14/12/2021).
Rencananya, dinas pertanian nantinya juga akan membeli drone pertanian. Namun jumlahnya belum bisa banyak.
”Mungkin, satu unit dulu karena harganya cukup mahal. Satu unit drone harganya sekitaran Rp 100 juta,” sambungnya.
Baca: Dirazia, Pengendara di Grobogan Justru Diberi SembakoMenurut Christin, memasuki era industri 4.0, digitalisasi pun sudah merambah di bidang pertanian. Mekanisasi dalam pertanian sudah semakin maju. Mulai dari pemetaan wilayah, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, panen, hingga pasca panen.
“Penggunaan teknologi drone ini mampu mengubah budaya pertanian menjadi pertanian yang lebih modern. Teknologi drone pertanian adalah inovasi baru yang fenomenal yang terus memiliki efek luas dan mendapat perhatian masyarakat saat ini,” jelasnya.
Dijelaskan, jika hanya menggunakan tenaga manusia dan peralatan semprot konvensional, diperlukan waktu yang cukup lama dan tenaga kerja yang cukup banyak untuk melakukan pemeliharaan tanaman, seperti penyemprotan pestisida.
Baca: Emak-Emak di Grobogan Keciduk Mencuri dengan Modus Bertamu
Baca: Emak-Emak di Grobogan Keciduk Mencuri dengan Modus BertamuSelain itu, penyemprotan pestisida menggunakan tenaga kerja manusia akan mempengaruhi kesehatan.Adanya drone sprayer ini, lanjut Christin, menjadikan aktivitas penyemprotan pestisida bisa lebih cepat, hemat air dan merata. Selama ini, kebutuhan pestisida penyemprotan manual lebih besar. Sebab, kerap kali tercecer dan tidak tepat sasaran sehingga banyak pestisida yang terbuang.“Penyemprotan pestisida menggunakan drone menjadi lebih efektif dan efisien karena penyemprotan tanaman dapat lebih tepat dan lebih cepat dibandingkan dengan dilakukan oleh tenaga manusia, sehingga pertanian menjadi maju, mandiri dan modern,” ungkapnya.Ia menambahkan, drone bisa di manfaatkan dengan baik oleh petani, tidak hanya untuk menyemprot pestisida.Teknologi ini dapat dioperasikan untuk pemantauan tanaman hingga penanaman, pengelolaan pemupukan, penyemprotan tanamaman, pemetaan irigasi, mendeteksi ganggunan hama penyakit, pertumbuhan gulma dan masih banyak lagi manfaatnya yang dapat di temui dalam teknologi ini.“Drone ini mempunyai kapasitas muat hingga 16 liter dengan ketinggian terbang 2,75-3 meter dari permukaan tanah. Dalam luas lahan satu hektar membutuhkan sekitar 30 liter pestisida dengan waktu penyemprotan sekitar 20-25 menit,” pungkasnya.Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pertanian Grobogan Sunanto menambahkan, penerapan teknologi drone di bidang pertanian dinilai lebih efisien, cepat dan hemat. Khususnya untuk perlindungan tanaman karena lebih tepat dalam mengindentifikasi segala macam penyebab kegagalan dalam budidaya secara lebih mudah dan efektif.“Keberadaan drone juga dapat menjadi solusi dengan semakin berkurangnya tenaga kerja. Bahkan drone dapat menarik peluang generasi milenial yang tertarik dengan teknologi,” ujarnya. Reporter: Dani AgusEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_258914" align="alignleft" width="1280"]

Penyuluh pertanian dan petugas POPT sedang mengikuti pelatihan penggunaan drone pertanian. (MURIANEWS/Dani Agus)[/caption]
MURIANEWS, Grobogan - Dinas Pertanian Grobogan mengenalkan penggunaan drone penyemprot untuk membantu mengatasi hama tanaman. Pada tahap awal, pengenalan pengunaan drone ini diberikan kepada para penyuluh dan petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT).
Kabid Perkebunan Dinas Pertanian Grobogan Christina Setyaningsih menjelaskan, dalam pengenalan drone ini, pihaknya menggandeng kerja sama dengan pihak ketiga.
Untuk tahap awal, pengenalan drone memang dilakukan pada petugas lapangan terlebih dahulu.
“Petugasnya kita kasih pengenalan dan latihan penggunaan drone. Setelah itu, mereka nantinya yang akan mengenalkan penggunaan teknologi ini pada petani,” katanya, Kamis (14/12/2021).
Rencananya, dinas pertanian nantinya juga akan membeli drone pertanian. Namun jumlahnya belum bisa banyak.
”Mungkin, satu unit dulu karena harganya cukup mahal. Satu unit drone harganya sekitaran Rp 100 juta,” sambungnya.
Baca: Dirazia, Pengendara di Grobogan Justru Diberi Sembako
Menurut Christin, memasuki era industri 4.0, digitalisasi pun sudah merambah di bidang pertanian. Mekanisasi dalam pertanian sudah semakin maju. Mulai dari pemetaan wilayah, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, panen, hingga pasca panen.
“Penggunaan teknologi drone ini mampu mengubah budaya pertanian menjadi pertanian yang lebih modern. Teknologi drone pertanian adalah inovasi baru yang fenomenal yang terus memiliki efek luas dan mendapat perhatian masyarakat saat ini,” jelasnya.
Dijelaskan, jika hanya menggunakan tenaga manusia dan peralatan semprot konvensional, diperlukan waktu yang cukup lama dan tenaga kerja yang cukup banyak untuk melakukan pemeliharaan tanaman, seperti penyemprotan pestisida.
Baca: Emak-Emak di Grobogan Keciduk Mencuri dengan Modus Bertamu
Selain itu, penyemprotan pestisida menggunakan tenaga kerja manusia akan mempengaruhi kesehatan.
Adanya drone sprayer ini, lanjut Christin, menjadikan aktivitas penyemprotan pestisida bisa lebih cepat, hemat air dan merata. Selama ini, kebutuhan pestisida penyemprotan manual lebih besar. Sebab, kerap kali tercecer dan tidak tepat sasaran sehingga banyak pestisida yang terbuang.
“Penyemprotan pestisida menggunakan drone menjadi lebih efektif dan efisien karena penyemprotan tanaman dapat lebih tepat dan lebih cepat dibandingkan dengan dilakukan oleh tenaga manusia, sehingga pertanian menjadi maju, mandiri dan modern,” ungkapnya.
Ia menambahkan, drone bisa di manfaatkan dengan baik oleh petani, tidak hanya untuk menyemprot pestisida.
Teknologi ini dapat dioperasikan untuk pemantauan tanaman hingga penanaman, pengelolaan pemupukan, penyemprotan tanamaman, pemetaan irigasi, mendeteksi ganggunan hama penyakit, pertumbuhan gulma dan masih banyak lagi manfaatnya yang dapat di temui dalam teknologi ini.
“Drone ini mempunyai kapasitas muat hingga 16 liter dengan ketinggian terbang 2,75-3 meter dari permukaan tanah. Dalam luas lahan satu hektar membutuhkan sekitar 30 liter pestisida dengan waktu penyemprotan sekitar 20-25 menit,” pungkasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pertanian Grobogan Sunanto menambahkan, penerapan teknologi drone di bidang pertanian dinilai lebih efisien, cepat dan hemat. Khususnya untuk perlindungan tanaman karena lebih tepat dalam mengindentifikasi segala macam penyebab kegagalan dalam budidaya secara lebih mudah dan efektif.
“Keberadaan drone juga dapat menjadi solusi dengan semakin berkurangnya tenaga kerja. Bahkan drone dapat menarik peluang generasi milenial yang tertarik dengan teknologi,” ujarnya.
Reporter: Dani Agus
Editor: Ali Muntoha