Perpustakaan Kudus Butuh Buku Sejarah Lebih Banyak
Faisol Hadi
Sabtu, 18 Maret 2017 09:05:11
Plt Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kudus, Edy Suprayitno mengatakan, masyarakat setempat harus paham soal sejarah. Khususnya sejarah wilayah sendiri, yaitu sejarah tentang Kudus. Itu dianggap penting lantaran banyak yang belum paham soal sejarah Kudus.
"Kami sudah melakukan pendataan tentang kebutuhan buku. Di antaranya yang paling butuh adalah penambahan buku sejarah. Dan yang utama adalah buku sejarah Kudus," kata Edy di tempat kerjanya, Jumat (17/3/2017).
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan DPRD Kudus terkait penambahan buku. Besar kemungkinan dalam APBD Perubahan nanti bisa disetujui, dan akhirnya di tahun ini pula, belanja buku bisa dilakukan.
Dikatakan, mengenai penambah buku Kudus, pihak dinas sudah berkoordinasi dengan pihak YM3SK. Dia yakin, berdasarkan informasi yang diterima Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) memiliki buku sejarah mengenai Kudus, baik berupa dokumenter atau buku jadi
"Kami akan melakukan kerja sama dengan mereka, terkait penambahan buku tentang Kudus. Kami yakin mereka mau karena untuk penambahan pengetahuan masyarakat umum," ujarnya.Selain buku sejarah Kudus, pihaknya juga mencari buku tentang sejarah Menara Kudus. Sebab akan aneh jika wilayah Kudus tidak tahu sejarah tentang menara kebanggaan Kudus tersebut.Tak hanya itu, dia juga mengungkap kebutuhan buku tentang tokoh pahlawan di Kudus, Sosrokartono, dan tentang budaya Jawa. Buku sejarah semacam itu dirasa sangat dibutuhkan masyarakat umum, sebagai pengetahuan masa lalu. Saat ini, jumlah buku sejarah sekitar 25 ribu eksemplar. Jumlah tersebut dianggap kurang untuk memenuhi kebutuhan pengunjung.
Editor : Akrom Hazami
Murianews, Kudus - Perpustakaan Daerah Kudus sedang meningkatkan jumlah buku. Untuk 2017 ini, pihak perpustakaan memfokuskan penambahan buku tentang sejarah lokal.
Plt Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kudus, Edy Suprayitno mengatakan, masyarakat setempat harus paham soal sejarah. Khususnya sejarah wilayah sendiri, yaitu sejarah tentang Kudus. Itu dianggap penting lantaran banyak yang belum paham soal sejarah Kudus.
"Kami sudah melakukan pendataan tentang kebutuhan buku. Di antaranya yang paling butuh adalah penambahan buku sejarah. Dan yang utama adalah buku sejarah Kudus," kata Edy di tempat kerjanya, Jumat (17/3/2017).
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan DPRD Kudus terkait penambahan buku. Besar kemungkinan dalam APBD Perubahan nanti bisa disetujui, dan akhirnya di tahun ini pula, belanja buku bisa dilakukan.
Dikatakan, mengenai penambah buku Kudus, pihak dinas sudah berkoordinasi dengan pihak YM3SK. Dia yakin, berdasarkan informasi yang diterima Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) memiliki buku sejarah mengenai Kudus, baik berupa dokumenter atau buku jadi
"Kami akan melakukan kerja sama dengan mereka, terkait penambahan buku tentang Kudus. Kami yakin mereka mau karena untuk penambahan pengetahuan masyarakat umum," ujarnya.
Selain buku sejarah Kudus, pihaknya juga mencari buku tentang sejarah Menara Kudus. Sebab akan aneh jika wilayah Kudus tidak tahu sejarah tentang menara kebanggaan Kudus tersebut.
Tak hanya itu, dia juga mengungkap kebutuhan buku tentang tokoh pahlawan di Kudus, Sosrokartono, dan tentang budaya Jawa. Buku sejarah semacam itu dirasa sangat dibutuhkan masyarakat umum, sebagai pengetahuan masa lalu. Saat ini, jumlah buku sejarah sekitar 25 ribu eksemplar. Jumlah tersebut dianggap kurang untuk memenuhi kebutuhan pengunjung.
Editor : Akrom Hazami