Senin, 16 Juni 2025


Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nusron Wahid, menuturkan tentang hal tersebut saat di Kudus, Jumat (24/3/2017). Saking banyaknya yang nganggur, membuat mereka kurang sejahtera. Terlihat dari lulusan perawat yang akhirnya menjadi tenaga honorer, dengan gaji seadanya, serta ada yang bertahan menjadi pengangguran.

"Tiap tahun, lulusan perawat baru mencapai jumlahnya 43.150 orang. Sedangkan, yang terserap  dan mendapatkan kerja hanya 15 ribu, dengan jumlah maksimal. Jadi, rata-rata tiap tahun 28 ribu nganggur," katanya di pendapa Kabupaten Kudus dalam kegiatan Sosialisasi Progam Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.

Menurutnya, semakin banyak lulusan tiap tahun, maka pengangguran juga semakin banyak. Hingga kini jumlah perawat yang menganggur sekitar 422 ribu orang. Melihat hal itu, dia mengajak para lulusan perawat dapat bekerja lebih layak dil uar negeri. Bukan sebagai TKI yang berprofesi pembantu, namun lebih sebagai TKI yang memiliki penghasilan lebih lantaran sebagai perawat. 

Selain itu, perawat diluar negeri sangat dihormati dan memiliki gaji yang amat banyak. Yaitu mencapai Rp 20 hingga Rp 40 juta dalam rupiah. Jumlah tersebut sangat berbalik jika menjadi perawat dengan status yang tak jelas, apalagi pengguran."Jangan jadi perawat tak tetap gaji seadanya dan berharap PNS. Apalagi sampai nyogok sana-sini dengan jual tanah, kerbau, sapi dan sebagainya. Tidak bisa," ujarnya.Dia mengatakan, perawat di Indonesia merupakan perawat yang unggul di luar negeri. Bahkan kebutuhan sangat tinggi akhirnya ada pihak yang meminta tenaga dari Indonesia. Ada sejumlah negara yang siap menerima tenaga perawat Indonesia, seperti Amerika, Arab bahkan Jepang.Editor  : Akrom Hazami

Baca Juga

Komentar

Terpopuler