Murianews, Kudus - Sejumlah perempuan Pemandu Karaoke (PK) yang terjaring razia Satpol PP Kudus, mengaku mendapatkan gaji yang bervariatif. Rata-rata, gaji yang diterima sekitar Rp 6 hingga Rp 10 juta per bulan. Seperti hanya Sani (bukan nama sebenarnya). PK 23 tahun ini mengungkapkan kalau gaji yang didapat Rp 6 juta. Gaji itu diberikan selama dua kali, yakni pada pekan kedua dan pekan keempat per bulan. "Tiap dua pekan dapat Rp 3 juta, soalnya sistem gaji diberikan selama dua pekan sekali," katanya Menurutnya dia terpaksa menjadi PK karena alasan ekonomi.  Perempuan asal Pekalongan ini mengatakan, dia baru menjadi PK selama lima bulan. Sebelumya, dia membantu orang tuanya kerja di Jakarta untuk berdagang. Namun karena ada tawaran, makanya dia nekat kerja di Kudus sebagai PK dan memilih kos. "Setelah ini pulang kampung saja, soalnya tidak ada kerjaan lain di sini," ungkapnya Fika (23) perempuan asal Dawe ini juga mengungkapkan terpaksa jadi PK. Setelah pisah ranjang dengan suaminya. Maka tawaran menjadi PK, pun diterimanya. "Iya bagaimana lagi, masih harus memenuhi kebutuhan anak membeli susu dan sebagainya. Jadi kerja ini," ungkapnya. Rencananya, setelah ada larangan ini, dia akan berupaya kembali suaminya. Sebab sudah tidak tahu lagi kerja apa. Editor : Akrom Hazami