Heboh! Tanah di Karimunjawa Diduga Dijual Bebas untuk Warga Asing
Faqih Mansur Hidayat
Senin, 17 Januari 2022 16:20:57
MURIANEWS, Jepara – Tanah di Karimunjawa, Kabupaten
Jepara diduga dijual bebas pada warga asing. Dugaan itu heboh setelah sebuah akun Twitter bernama Lorraine Riva atau @yoyen.
Isi unggahan tersebut memperlihatkan adanya proyek perumahan di Taman Nasional Karimunjawa yang dijual kepada warga negara asing (WNA). Kabar itu diunggah, Jumat (14/1/2022) lalu.
Perbincangan soal jual beli tanah di Karimunjawa pada orang asing ini sempat ramai di laman Facebook pada akhir 2021 lalu.
Dilihat
MURIANEWS, Senin (17/1/2022) pukul 14.00 WIB, unggahan @Yoyen itu sudah dibagikan sebanyak sebanyak 5.275 kali serta disukai 10,8 ribu akun.
Dalam unggahannya, @Yoyen menyebut laman yang menjualbelikan tanah itu bernama The Startup Island. Dalam penawarannya, untuk pembelian unit rumah di Pulau Karimunjawa dihargai 49.500 Euro atau sekitar Rp 808 juta.
“Type-type elub di Canggu/Ubud nanti pada beli rumah di Karimun Jawa. WTH! Ini ada beberapa video pembangunan area tersebut,” cuit @Yoyen sambil menyertakan laman resmi https://www.thestartupisland.com.
MURIANEWS kemudian mengunjungi situs jual beli itu. Di sana didapati sejumlah foto dan video yang menggambarkan proses pembangunan proyek pembangunan hotel dan villa oleh PT Levels Hotels Indonesia. Proyek tersebut berada di Dukuh Telaga, Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa.
Baca juga: Sandiaga Uno: Karimunjawa Lokasi Diving Terbaik di Dunia
Baca juga: Sandiaga Uno: Karimunjawa Lokasi Diving Terbaik di Dunia“Klaimnya dalam 8 bulan udah terjual 170 rumah dari 300 rumah yang dipasarkan. Ntar jadi kampung elub di situ dan warga lokal gimana ini?” lanjut @Yoyen.Dari laman website https://www.thestartupisland.com, tulis @Yoyen, proyek tersebut digerakkan oleh orang-orang berwarganegaraan Spanyol. Serta ada dua orang Indonesia di dalamnya. Yaitu Edher Irwantoro selaku Project Manager hotel di Karimunjawa serta H. Zaenal Mubarok selaku manajer kontruksi.“Persis tahun lalu kita netizen Indonesia tubir sama Kristen Gray yang promosi tinggal nyaman dan murah di Bali dengan jualan ebooknya: our Bali life is yours. Eh ini lagi elub jualan rumah di Karimun Jawa,” kata @Yoyen.@Yoyen khawatir bila proyek tersebut benar-benar terlaksana. Sebab, warga lokal akan menjadi tamu di kampungnya sendiri atau malah terpaksa pindah karena harga tanah dan bangunan meningkat tajam.Terpisah, Kepala Balai Taman Nasional Karimunjawa, Titik Sudaryanti, justru mengaku tak tahu menahu terkait pembangunan proyek tersebut. Pasalnya, lokasi tersebut bukanlah bagian dari balai taman nasional yang dia pimpin.Titik juga mengaku tak pernah ada orang yang berkonsultasi dengan dirinya terkait proyek itu. Baik konsultasi terkait lingkungan ataupun hal lain.“Karena itu bukan di wilayah kewenangan kami, jadi kami tidak berhak untuk ikut mengurusi itu. Itu tanah milik masyarakat. Bukan tanah di bawah kewenangan kami,” jelas Titik, saat dihubungi lewat sambungan telepon. Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_265952" align="alignleft" width="1280"]

Kondisi lahan yang rencananya akan digunakan proyek jual beli perumahan untuk WNA di Karimunjawa. (MURIANEWS/ thestartupisland.com)[/caption]
MURIANEWS, Jepara – Tanah di Karimunjawa, Kabupaten
Jepara diduga dijual bebas pada warga asing. Dugaan itu heboh setelah sebuah akun Twitter bernama Lorraine Riva atau @yoyen.
Isi unggahan tersebut memperlihatkan adanya proyek perumahan di Taman Nasional Karimunjawa yang dijual kepada warga negara asing (WNA). Kabar itu diunggah, Jumat (14/1/2022) lalu.
Perbincangan soal jual beli tanah di Karimunjawa pada orang asing ini sempat ramai di laman Facebook pada akhir 2021 lalu.
Dilihat
MURIANEWS, Senin (17/1/2022) pukul 14.00 WIB, unggahan @Yoyen itu sudah dibagikan sebanyak sebanyak 5.275 kali serta disukai 10,8 ribu akun.
Dalam unggahannya, @Yoyen menyebut laman yang menjualbelikan tanah itu bernama The Startup Island. Dalam penawarannya, untuk pembelian unit rumah di Pulau Karimunjawa dihargai 49.500 Euro atau sekitar Rp 808 juta.
“Type-type elub di Canggu/Ubud nanti pada beli rumah di Karimun Jawa. WTH! Ini ada beberapa video pembangunan area tersebut,” cuit @Yoyen sambil menyertakan laman resmi https://www.thestartupisland.com.
MURIANEWS kemudian mengunjungi situs jual beli itu. Di sana didapati sejumlah foto dan video yang menggambarkan proses pembangunan proyek pembangunan hotel dan villa oleh PT Levels Hotels Indonesia. Proyek tersebut berada di Dukuh Telaga, Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa.
Baca juga: Sandiaga Uno: Karimunjawa Lokasi Diving Terbaik di Dunia
“Klaimnya dalam 8 bulan udah terjual 170 rumah dari 300 rumah yang dipasarkan. Ntar jadi kampung elub di situ dan warga lokal gimana ini?” lanjut @Yoyen.
Dari laman website https://www.thestartupisland.com, tulis @Yoyen, proyek tersebut digerakkan oleh orang-orang berwarganegaraan Spanyol. Serta ada dua orang Indonesia di dalamnya. Yaitu Edher Irwantoro selaku Project Manager hotel di Karimunjawa serta H. Zaenal Mubarok selaku manajer kontruksi.
“Persis tahun lalu kita netizen Indonesia tubir sama Kristen Gray yang promosi tinggal nyaman dan murah di Bali dengan jualan ebooknya: our Bali life is yours. Eh ini lagi elub jualan rumah di Karimun Jawa,” kata @Yoyen.
@Yoyen khawatir bila proyek tersebut benar-benar terlaksana. Sebab, warga lokal akan menjadi tamu di kampungnya sendiri atau malah terpaksa pindah karena harga tanah dan bangunan meningkat tajam.
Terpisah, Kepala Balai Taman Nasional Karimunjawa, Titik Sudaryanti, justru mengaku tak tahu menahu terkait pembangunan proyek tersebut. Pasalnya, lokasi tersebut bukanlah bagian dari balai taman nasional yang dia pimpin.
Titik juga mengaku tak pernah ada orang yang berkonsultasi dengan dirinya terkait proyek itu. Baik konsultasi terkait lingkungan ataupun hal lain.
“Karena itu bukan di wilayah kewenangan kami, jadi kami tidak berhak untuk ikut mengurusi itu. Itu tanah milik masyarakat. Bukan tanah di bawah kewenangan kami,” jelas Titik, saat dihubungi lewat sambungan telepon.
Reporter: Faqih Mansur Hidayat
Editor: Zulkifli Fahmi