MURIANEWS, Jepara – Raden Mas Panji
Sosrokartono adalah satu dari sejumlah tokoh besar Indonesia asal Kabupaten
Jepara, Jawa Tengah. Ia adalah kakak kandung Raden Ajeng Kartini.
Sosrokartono merupakan wartawan perang di Eropa dan juga aktif di panggung Internasional. Dia menguasai 19 bahasa Internasional dan tujuh bahasa di bumi Nusantara.
Namun, tak banyak yang tahu seperti apa sosok jenius asal Indonesia di kala itu.
MURIANEWS berkesempatan bertemu dengan RA Asri Mimingtyas, cucu Sumantri yang merupakan adik termuda dari RA Kartini dan Sosrokartono.
Baca: Puluhan Pelajar Jepara Belajar Membatik di Tempat RA Kartini MengajarMiming menceritakan, meski memiliki bakat dan karya yang luar biasa,
Sosrokartono ternyata memilih tak menyelesaikan disertasinya. Satu alasannya yaitu Sosrokartono terlibat 'konflik' dengan Snock Horgronje.
Setelah itu, Sosrokartono memilih pulang ke tanah kelahirannya dan mendukung cita-cita adiknya, R.A Kartini. Selain itu, Sosrokartono juga dikenal sangat memuliakan ibunya.
“Beliau sangat memuliakan ibunya. Dia adalah satu-satunya kakak yang mendukung cita-cita R.A Kartini,” kenang Miming, saat seminar soal Sosrokartono di Museum Kartini
Jepara, Sabtu (23/4/2022).
Miming menyebut, Sosrokartono adalah seorang pengembara. Dalam pengembaraannya, Sosrokartono bertemu dengan tokoh-tokoh besar bangsa Indonesia.Dalam satu waktu, lanjut Miming, saat hati dan pikirannya tak tenang, Sosrokartono menemui pendiri Nahdlatul Ulama, Hasyim Asy'ari di Jombang, Jawa Timur.Setelah itu, Sosrokartono juga bertemu dengan Ki Hadjar Dewantara. Di sana, Sosrokartono ikut mendirikan sekolah di Taman Siswa. Bahkan, ia ditunjuk menjadi kepala sekolah di sana.Dari perjalanan hidup yang dikisahkan itu, Miming berharap generasi masa milenial bisa meneladani tokoh bangsa yang dijuluki Pangeran Alif itu.“Eyang (
Sosrokartono, red) meninggalkan keduniawian untuk melakukan banyak hal yang bermanfaat bagi banyak orang. Tak hanya itu, tapi bagi bangsa Indonesia,” tutur Miming. Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_286608" align="alignleft" width="1280"]

Miming bersama narasumber lain saat di seminar tentang Sosrokartono di Museum Kartini. (MURIANEWS/Faqih Mansur Hidayat)[/caption]
MURIANEWS, Jepara – Raden Mas Panji
Sosrokartono adalah satu dari sejumlah tokoh besar Indonesia asal Kabupaten
Jepara, Jawa Tengah. Ia adalah kakak kandung Raden Ajeng Kartini.
Sosrokartono merupakan wartawan perang di Eropa dan juga aktif di panggung Internasional. Dia menguasai 19 bahasa Internasional dan tujuh bahasa di bumi Nusantara.
Namun, tak banyak yang tahu seperti apa sosok jenius asal Indonesia di kala itu.
MURIANEWS berkesempatan bertemu dengan RA Asri Mimingtyas, cucu Sumantri yang merupakan adik termuda dari RA Kartini dan Sosrokartono.
Baca: Puluhan Pelajar Jepara Belajar Membatik di Tempat RA Kartini Mengajar
Miming menceritakan, meski memiliki bakat dan karya yang luar biasa,
Sosrokartono ternyata memilih tak menyelesaikan disertasinya. Satu alasannya yaitu Sosrokartono terlibat 'konflik' dengan Snock Horgronje.
Setelah itu, Sosrokartono memilih pulang ke tanah kelahirannya dan mendukung cita-cita adiknya, R.A Kartini. Selain itu, Sosrokartono juga dikenal sangat memuliakan ibunya.
“Beliau sangat memuliakan ibunya. Dia adalah satu-satunya kakak yang mendukung cita-cita R.A Kartini,” kenang Miming, saat seminar soal Sosrokartono di Museum Kartini
Jepara, Sabtu (23/4/2022).
Miming menyebut, Sosrokartono adalah seorang pengembara. Dalam pengembaraannya, Sosrokartono bertemu dengan tokoh-tokoh besar bangsa Indonesia.
Dalam satu waktu, lanjut Miming, saat hati dan pikirannya tak tenang, Sosrokartono menemui pendiri Nahdlatul Ulama, Hasyim Asy'ari di Jombang, Jawa Timur.
Setelah itu, Sosrokartono juga bertemu dengan Ki Hadjar Dewantara. Di sana, Sosrokartono ikut mendirikan sekolah di Taman Siswa. Bahkan, ia ditunjuk menjadi kepala sekolah di sana.
Dari perjalanan hidup yang dikisahkan itu, Miming berharap generasi masa milenial bisa meneladani tokoh bangsa yang dijuluki Pangeran Alif itu.
“Eyang (
Sosrokartono, red) meninggalkan keduniawian untuk melakukan banyak hal yang bermanfaat bagi banyak orang. Tak hanya itu, tapi bagi bangsa Indonesia,” tutur Miming.
Reporter: Faqih Mansur Hidayat
Editor: Zulkifli Fahmi