Rabu, 19 November 2025


Yudhistira Massardi hadir di Jepara dalam agenda Safari Sastra bertajuk ‘Senandung Cinta 7 Kampus Pantura’.

Ratusan orang dari berbagai kalangan hadir di acara yang diselenggarakan di Gedung Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kabupaten Jepara itu.

Yudhistira Massardi tak datang sendirian. Ia bersama penyanyi rock yang juga istri sastrawan Putu Wijaya, Renny Djajoesman, dan kelompok musik Gayatri dari Tasikmalaya.

Baca: Ambulans Laut dari Ganjar di Karimunjawa Jepara Dinilai Tak Layak

Yudhistira Massardi berkolaborasi dengan kelompok musik Gayatri. Mereka membawakan beberapa musikalisasi gubahan Yudhidtira.

Selain berkolaborasi, Yudhistira Massardi juga membacakan sejumlah puisinya. Di sela-sela pembacaan puisi, dia menceritakan perjalanan hidup menjadi seorang sastrawan sekaligus penyair.

Yudhistira Massardi merasa sastra sudah terbukti memberikannya penghidupan yang lebih layak. Namanya melambung dan dikenal di dunia sastra nusantara. Karya-karyanya sudah berkali-kali mendapatkan anugerah dan juara.

’’Sastra telah membawa saya bisa menjalani hidup sampai titik ini,’’ kata penyair kelahiran Kabupaten Subang, Jawa Barat itu.
’’Sastra telah membawa saya bisa menjalani hidup sampai titik ini,’’ kata penyair kelahiran Kabupaten Subang, Jawa Barat itu.Sastrawan berusia 68 tahun itu mengajak penonton untuk berani menulis sastra. Ia mencontohkan, di awal-awal kemunculannya di jagat sastra Indonesia, dia berani membuat puisi dengan melawan pakem-pakem para sastrawan masa itu.Yudhistira Massardi membacakan beberapa puisi yang menurutnya tak umum itu. Misalnya puisi berjudul Biarin!, Sajak Sikat Gigi, dan Jam.Puisi-puisi itu, dulu sempat menghebohkan jagat sastra Indonesia. Namun baginya itu tak masalah.Menurutnya, puisi-puisi dengan gaya bahasa sederhana tak bisa dimaknai dengan cara sederhana pula. Tetapi dengan diksi-diksi sederhana, puisi itu bisa lebih mengena. Lebih dari itu, pada akhirnya semua orang bisa menulis sastra.’’Berkat puisi-puisi itu, ada seseorang bilang pada saya dulu ‘membaca puisi anda, saya jadi berani menulis sastra’. Orang itu adalah KH Musthofa Bisri (Gus Mus, red),’’ pungkas Yudhistira Massardi, yang lalu disambut riuh tepuk tangan. Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler