Sabtu, 22 November 2025


Salah satu pegiatnya, Muhadi. Pemilik kedai Ucil Coffee itu satu dari beberapa petani lokal yang terus mempromosikan kopi asal desa di lerang muria tersebut.

Muhadi mulai jadi petani kopi sejak 2015 lalu. Ia dibantu lima petani lainnya saat perlahan membuat brand Kopi Sumosari.

Setelah empat tahun berjalan, tepatnya pada 2019, Muhadi mulai memberanikan diri menjadi pengusaha kopi. Kopi yang ditawarkan dipetik dari kebunnya sendiri dan diracik secara mandiri.

Baca: Pembacok Petugas Pantarlih di Jepara Dibawa ke RSJ

’’Ketertarikan awal dipicu terbukanya pasar untuk kopi lokal dari kampung kami,’’ kata Muhadi kepada Murianews, Sabtu (25/2/2023).

Awalnya, Muhadi hanya menanam kopi di Dusun Sewengen, Desa Sumosari, sebagai tanaman tumpang sari. Waktu itu kebunnya lebih banyak ditanami jagung.

Seiring berjalannya waktu, Muhadi memilih hanya menanam kopi di kebunnya. Dia menilai, menanam kopi jauh lebih ekonomis dibanding jagung.

Kebun yang dia tanami kopi berada di lereng Gunung Muria. Pada ketinggian sekitar 600 MDPL, dia bisa menanam dua jenis kopi, robusta dan ekselso.

’’Cita rasanya tak kalah dengan wilayah Jepara lainnya,’’ jelas Muhadi.

Dari kebun pribadinya, setiap kali panen Muhadi bisa memetik kopi merah minimal 5 kwintal. Setiap bulan, Muhadi bisa menjual sedikitnya 10 kilogram bubuk kopi.

Meski belum banyak, bagi Muhadi itu sudah lumayan. Sebab, dengan terjualnya kopi dari desanya, paling tidak orang-orang sudah mengenal dan merasakan nikmatnya Kopi Sumosari.’’Namanya juga proses. Kita pelan-pelan saja dulu. Nanti juga kalau pasarnya sudah terbuka lebar, kita bisa jual lebih banyak,’’ kata Muhadi.Geliat usaha Muhadi pun diapresiasi pemerintah desa setempat. Dia mendapat bantuan mesin giling kopi.Muhadi pun terus mengembangkan kopi dari desanya. Pelatihan-pelatihan soal kopi diikutinya agar kopi di desanya bisa berkembang. Salah satunya, pelatihan yang digelar PLN pada September 2022.Dari sana, dia mendapatkan kesempatan untuk memasang logo BUMN dan PLN pada kemasan produknya. Logo itu menambah kepercayaan dirinya untuk menembus pasar lokal maupun nasional.’’Kalau ada logo itu saya lebih percaya diri. Orang melihatnya juga lebih yakin dengan produk kami,’’ imbuh dia.Penjualan kopi Muhadi memang belum menjangkau begitu banyak pasar. Saat ini, baru pasar lokal Jepara yang mampu dia tembus.Namun, ada pula beberapa kota lain yang sudah pernah membeli kopinya. Bahkan, ada pula warga Lombok yang pernah membeli kopinya.https://youtu.be/h_v9LZ5CytsReporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler