- Jejak peninggalan Sunan Muria ada di berbagai tempat di Kabupaten Pati. Di Desa Sukokulon, Kecamatan Margorejo, Pati, jejak Sunan Muria diyakini meninggalkan pohon kampret yang saat ini masih terjaga oleh penduduk setempat.
Pohon kampret itulah yang sampai saat ini dijadikan tempat keramat dan dihormati penduduk setempat. Setiap peringatan sedekah bumi, warga selalu menggelar prosesi mandi dawet sembari tayuban dengan diiringi lagu gending Jawa di tempat ini.
Bahkan, setiap warga Desa Sukokulon yang berhasil menjadi pejabat harus melakukan ritual mandi dawet di bawah pohon kampret. Hal itu diharapkan supaya diberikan keselamatan dan keberhasilan. Tak ayal, pohon ini tak pernah diganggu warga hingga tumbuh besar, bercabang, menjulang, dan hijau.
"Pohon kampret ini memang dikeramatkan warga dan menjadi punden Desa Sukokulon. Kami meyakini pohon ini peninggalan Sunan Muria saat berdakwah dan menyebarkan agama Islam di kawasan sini. Setiap sedekah bumi, kami pasti mengadakan tayuban di bawah pohon kampret. Itu sudah menjadi tradisi turun temurun di sini," kata Ngadimin, modin desa setempat.Dengan mengadakan prosesi siram dawet di bawah pohon kampret, warga meyakini akan diberi keselamatan, rezeki, dan panen yang melimpah bagi para petani tanpa adanya berbagai hama yang menyerang. Keyakinan itu dipegang teguh warga setempat sampai sekarang.
[caption id="attachment_92297" align="aligncenter" width="565"]

Sejumlah warga tengah menari dalam tanggapan tayub di bawah pohon kampret di Desa Sukokulon, Margorejo, Pati. (MuriaNewsCom/Lismanto)[/caption]
MuriaNewsCom, Pati - Jejak peninggalan Sunan Muria ada di berbagai tempat di Kabupaten Pati. Di Desa Sukokulon, Kecamatan Margorejo, Pati, jejak Sunan Muria diyakini meninggalkan pohon kampret yang saat ini masih terjaga oleh penduduk setempat.
Pohon kampret itulah yang sampai saat ini dijadikan tempat keramat dan dihormati penduduk setempat. Setiap peringatan sedekah bumi, warga selalu menggelar prosesi mandi dawet sembari tayuban dengan diiringi lagu gending Jawa di tempat ini.
Bahkan, setiap warga Desa Sukokulon yang berhasil menjadi pejabat harus melakukan ritual mandi dawet di bawah pohon kampret. Hal itu diharapkan supaya diberikan keselamatan dan keberhasilan. Tak ayal, pohon ini tak pernah diganggu warga hingga tumbuh besar, bercabang, menjulang, dan hijau.
"Pohon kampret ini memang dikeramatkan warga dan menjadi punden Desa Sukokulon. Kami meyakini pohon ini peninggalan Sunan Muria saat berdakwah dan menyebarkan agama Islam di kawasan sini. Setiap sedekah bumi, kami pasti mengadakan tayuban di bawah pohon kampret. Itu sudah menjadi tradisi turun temurun di sini," kata Ngadimin, modin desa setempat.
Dengan mengadakan prosesi siram dawet di bawah pohon kampret, warga meyakini akan diberi keselamatan, rezeki, dan panen yang melimpah bagi para petani tanpa adanya berbagai hama yang menyerang. Keyakinan itu dipegang teguh warga setempat sampai sekarang.
Editor : Kholistiono