Ombak Besar, Nelayan Jepara Pilih Tepikan Kapal
Padhang Pranoto
Senin, 18 Desember 2017 11:31:58
Jumari (50) seorang nelayan mengatakan, sudah tiga hari tak melaut. Menurutnya, ombak tinggi menghadang di sekitar tempatnya menebar jala, jadi ia memilih memperbaiki peralatan tangkapnya.
"Sudah tiga sampai empat hari ini saya tidak melaut hal itu karena gelombang mencapai empat hingga lima meter, sehingga saya memilih untuk tidak berangkat," ujarnya Senin (18/12/2017).
Selain itu, ombak besar juga memaksanya berpindah tempat sandar. Dari biasanya memakai pelabuhan Jepara yang ada di Jobokuto, kini ia menepikan kapalnya di Dermaga Kartini. Hal itu karena, di tempat biasa kapalnya bersandar tidak aman dari terjangan gelombang besar.
"Ini sengaja ditepikan di sini karena mencari aman dari terjangan ombak. Karena di sini ada tempat berlindungnya. Selain saya banyak teman-teman nelayan yang juga menepi di sini (Dermaga Kartini) ada juga kapal dari Rembang dan Jawa Timur yang menambatkan kapal di sekitar sini," tambahnya.
Sunardi (67) nelayan lain mengamini hal tersebut. Ombak besar selama musim hujan membuatnya memilih tak melaut. "Jika nekat berangkat masih bisa sebenarnya, namun hasil tangkapannya pun tidak maksimal," urainya.Untuk sekali melaut, dibutuhkan biaya sekitar Rp 700 ribu. Jumlah itu sudah termasuk penggunaan solar dan kebutuhan selama di tengah laut. Namun jika musim seperti ini, tangkapan yang didapat tidak banyak."Kalaupun dapat, tangkapan yang diperoleh tidak banyak, mungkin hanya sekitar Rp 200 ribu kalau ikannya dijual. Yah rugi di solar lah istilahnya," tutup Sunardi.
Editor : Ali Muntoha
Murianews, Jepara - Cuaca tak bersahabat kembali menyambangi pesisir Jepara. Ombak yang tinggi mengakibatkan nelayan memilih menyandarkan kapal dan tak melaut.
Jumari (50) seorang nelayan mengatakan, sudah tiga hari tak melaut. Menurutnya, ombak tinggi menghadang di sekitar tempatnya menebar jala, jadi ia memilih memperbaiki peralatan tangkapnya.
"Sudah tiga sampai empat hari ini saya tidak melaut hal itu karena gelombang mencapai empat hingga lima meter, sehingga saya memilih untuk tidak berangkat," ujarnya Senin (18/12/2017).
Selain itu, ombak besar juga memaksanya berpindah tempat sandar. Dari biasanya memakai pelabuhan Jepara yang ada di Jobokuto, kini ia menepikan kapalnya di Dermaga Kartini. Hal itu karena, di tempat biasa kapalnya bersandar tidak aman dari terjangan gelombang besar.
"Ini sengaja ditepikan di sini karena mencari aman dari terjangan ombak. Karena di sini ada tempat berlindungnya. Selain saya banyak teman-teman nelayan yang juga menepi di sini (Dermaga Kartini) ada juga kapal dari Rembang dan Jawa Timur yang menambatkan kapal di sekitar sini," tambahnya.
Sunardi (67) nelayan lain mengamini hal tersebut. Ombak besar selama musim hujan membuatnya memilih tak melaut. "Jika nekat berangkat masih bisa sebenarnya, namun hasil tangkapannya pun tidak maksimal," urainya.
Untuk sekali melaut, dibutuhkan biaya sekitar Rp 700 ribu. Jumlah itu sudah termasuk penggunaan solar dan kebutuhan selama di tengah laut. Namun jika musim seperti ini, tangkapan yang didapat tidak banyak.
"Kalaupun dapat, tangkapan yang diperoleh tidak banyak, mungkin hanya sekitar Rp 200 ribu kalau ikannya dijual. Yah rugi di solar lah istilahnya," tutup Sunardi.
Editor : Ali Muntoha