Angka TBC di Grobogan Diduga Mencapai 12 Ribu Kasus
Saiful Anwar
Jumat, 25 November 2022 19:45:44
Jika dipersentase, pemeriksaan TBC itu ada di angka 48,9 persen. Kemudian, untuk pengobatan juga baru dilakukan terhadap 40,47 persen atau sebanyak 1.313 kasus TBC dari total perkiraan 3.244 kasus.
Meski begitu, berdasar catatan yang sama, keberhasilan pengobatan terhadap penderita TBC mencapai 92,1 persen. Itu berdasarkan data yang dirangkum Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Grobogan hingga Oktober 2022.
Baca: Siswa SD di Grobogan Kumpulkan Donasi untuk Korban Gempa CianjurKepala Dinkes Grobogan Slamet Widodo mengatakan, upaya penanggulangan TBC di Grobogan pun terus dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya, dengan menyetarakan layanan kesehatan antara puskesmas, rumah sakit (RS), klinik, serta dokter praktik mandiri.
Itu dilakukan agar penemuan kasus dan pengobatan terhadap pasien TBC bisa lebih optimal.
’’Kami juga membangun jejaring layanan TBC antar fasilitas layanan kesehatan, baik puskesmas, RS, klinik, dan dokter praktik mandiri guna meningkatkan kualitas layanan terhadap terduga maupun penderita TBC,’’ papar Slamet dalam press conference bertajuk Optimalisasi Penemuan Kasus dan Komitmen Penanggulangan TBC di Grobogan, di Hotel FrontOne Purwodadi, Jumat (25/11/2022).
Di acara yang digelar atas kerja sama Dinkes Grobogan dan Yayasan Mentari Sehat Indonesia itu, Slamet menyatakan, kendala penanggulangan TBC yakni belum semua layanan yang tersedia setara, terutama untuk RS, klinik, dan dokter praktik mandiri. Selain itu, peran lintas sektoral dari instansi juga belum optimal.
Di acara yang digelar atas kerja sama Dinkes Grobogan dan Yayasan Mentari Sehat Indonesia itu, Slamet menyatakan, kendala penanggulangan TBC yakni belum semua layanan yang tersedia setara, terutama untuk RS, klinik, dan dokter praktik mandiri. Selain itu, peran lintas sektoral dari instansi juga belum optimal.’’Upaya screening kontak erat serumah atau lingkungan belum optimal, terutama untuk pasien yang tercatat berobat di RS,’’ imbuhnya.
Baca: Dinkes Temukan 430 Kasus TBC di Boyolali, Ini SebarannyaSlamet berharap, pada 2028 nanti Grobogan mampu mencapai eliminasi TBC sebagaimana target yang dicanangkan Jawa Tengah.’’Kualitas layanan Tuberkulosis di semua layanan baik puskesmas, RS, klinik, dokter mandiri adalah setara, sehingga masyarakat mendapatkan layanan pemeriksaan dan pengobatan TBC yang bermutu,’’ kata dia. Reporter: Saiful AnwarEditor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Grobogan – Angka Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Grobogan diduga mencapai 12.262 kasus. Namun, dari jumlah perkiraan itu, hanya 6.001 orang terduga TBC yang ditemukan baik oleh petugas maupun saat memeriksakan diri.
Jika dipersentase, pemeriksaan TBC itu ada di angka 48,9 persen. Kemudian, untuk pengobatan juga baru dilakukan terhadap 40,47 persen atau sebanyak 1.313 kasus TBC dari total perkiraan 3.244 kasus.
Meski begitu, berdasar catatan yang sama, keberhasilan pengobatan terhadap penderita TBC mencapai 92,1 persen. Itu berdasarkan data yang dirangkum Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Grobogan hingga Oktober 2022.
Baca: Siswa SD di Grobogan Kumpulkan Donasi untuk Korban Gempa Cianjur
Kepala Dinkes Grobogan Slamet Widodo mengatakan, upaya penanggulangan TBC di Grobogan pun terus dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya, dengan menyetarakan layanan kesehatan antara puskesmas, rumah sakit (RS), klinik, serta dokter praktik mandiri.
Itu dilakukan agar penemuan kasus dan pengobatan terhadap pasien TBC bisa lebih optimal.
’’Kami juga membangun jejaring layanan TBC antar fasilitas layanan kesehatan, baik puskesmas, RS, klinik, dan dokter praktik mandiri guna meningkatkan kualitas layanan terhadap terduga maupun penderita TBC,’’ papar Slamet dalam press conference bertajuk Optimalisasi Penemuan Kasus dan Komitmen Penanggulangan TBC di Grobogan, di Hotel FrontOne Purwodadi, Jumat (25/11/2022).
Di acara yang digelar atas kerja sama Dinkes Grobogan dan Yayasan Mentari Sehat Indonesia itu, Slamet menyatakan, kendala penanggulangan TBC yakni belum semua layanan yang tersedia setara, terutama untuk RS, klinik, dan dokter praktik mandiri. Selain itu, peran lintas sektoral dari instansi juga belum optimal.
’’Upaya screening kontak erat serumah atau lingkungan belum optimal, terutama untuk pasien yang tercatat berobat di RS,’’ imbuhnya.
Baca: Dinkes Temukan 430 Kasus TBC di Boyolali, Ini Sebarannya
Slamet berharap, pada 2028 nanti Grobogan mampu mencapai eliminasi TBC sebagaimana target yang dicanangkan Jawa Tengah.
’’Kualitas layanan Tuberkulosis di semua layanan baik puskesmas, RS, klinik, dokter mandiri adalah setara, sehingga masyarakat mendapatkan layanan pemeriksaan dan pengobatan TBC yang bermutu,’’ kata dia.
Reporter: Saiful Anwar
Editor: Zulkifli Fahmi