Produk Pertanian Ramah Lingkungan dari Petani Muda Grobogan Dipamerkan
Saiful Anwar
Rabu, 25 Januari 2023 18:05:50
Kegiatan di Hotel Grand Master Purwodadi, Grobogan itu diselenggarakan Yayasan Penabulu dalam program Echo Green, Rabu (25/1/2023).
Produk yang dipamerkan dalam kegiatan itu antara lain yakni eco enzyme, pupuk cair, dan asam amino. Seluruh produk itu dipastikan ramah lingkungan.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Grobogan, Heru Dwi Cahyono, menyatakan apresiasinya terhadap program Echo Green, lebih-lebih dengan produk yang dihasilkannya.
Baca: Intervensi Harga Beras, Pemkab Grobogan Gelar Operasi PasarSebab, mereka telah mendorong agar lebih banyak muncul petani muda dan petani perempuan berperan.
’’Jadi tidak hanya memberdayakan petani milenial dan petani perempuan di 49 desa, tiga kecamatan, tetapi juga memberikan pendampingan hingga mampu menghasilkan produk yang ramah lingkungan,’’ ujarnya yang datang mewakili Bupati Grobogan Sri Sumarni itu.
Adapun tiga kecamatan yang dimaksud yakni Kecamatan Godong, Penawangan, dan Karangrayung. Heru menambahkan, produk tersebut memiliki banyak manfaat. Selain mengurangi sampah, juga menghasilkan produk yang tidak membahayakan lingkungan.
Adapun tiga kecamatan yang dimaksud yakni Kecamatan Godong, Penawangan, dan Karangrayung. Heru menambahkan, produk tersebut memiliki banyak manfaat. Selain mengurangi sampah, juga menghasilkan produk yang tidak membahayakan lingkungan.Project Manager Program Echo Green, Jamandi Tiger mengatakan, dalam kegiatan tersebut, pihaknya menggelar dua acara sekaligus, yakni lokakarya dan pameran. Dalam lokakarya, para peserta yang terdiri dari petani muda dan perempuan itu dibagi dalam dua kelompok.’’Kami melokakaryakan konsep ekonomi hijau. Ada banyak yang kita undang, antara lain dua dinas dari Jateng, yaitu Bappeda dan Dinas Pertanian, serta tiga dinas dari Grobogan, yaitu Dispermades, Dinas Pertanian dan Bappeda,’’ paparnya.Dalam lokakarya itu, banyak hal menarik yang dibahas. Para peserta diminta merumuskan tantangan-tantangan yang dihadapi dalam melihat ekonomi hijau. Termasuk, tantangan menggalakkan generasi muda dan perempuan menjadi petani.’’Tantangan bagi generasi muda, yaitu bagaimana menggalakkan petani muda supaya tertarik. Makanya ada banyak perdebatan, bahwa pemuda tidak bakal ke pertanian karena tidak menjanjikan dari segi pendapatan,’’ paparnya. Reporter: Saiful AnwarEditor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Grobogan – Berbagai produk pertanian ramah lingkungan dipamerkan pada kegiatan bertema Inisiatif Model Ekonomi Hijau di Sektor Pertanian oleh Kelompok Perempuan dan Generasi Muda.
Kegiatan di Hotel Grand Master Purwodadi, Grobogan itu diselenggarakan Yayasan Penabulu dalam program Echo Green, Rabu (25/1/2023).
Produk yang dipamerkan dalam kegiatan itu antara lain yakni eco enzyme, pupuk cair, dan asam amino. Seluruh produk itu dipastikan ramah lingkungan.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Grobogan, Heru Dwi Cahyono, menyatakan apresiasinya terhadap program Echo Green, lebih-lebih dengan produk yang dihasilkannya.
Baca: Intervensi Harga Beras, Pemkab Grobogan Gelar Operasi Pasar
Sebab, mereka telah mendorong agar lebih banyak muncul petani muda dan petani perempuan berperan.
’’Jadi tidak hanya memberdayakan petani milenial dan petani perempuan di 49 desa, tiga kecamatan, tetapi juga memberikan pendampingan hingga mampu menghasilkan produk yang ramah lingkungan,’’ ujarnya yang datang mewakili Bupati Grobogan Sri Sumarni itu.
Adapun tiga kecamatan yang dimaksud yakni Kecamatan Godong, Penawangan, dan Karangrayung. Heru menambahkan, produk tersebut memiliki banyak manfaat. Selain mengurangi sampah, juga menghasilkan produk yang tidak membahayakan lingkungan.
Project Manager Program Echo Green, Jamandi Tiger mengatakan, dalam kegiatan tersebut, pihaknya menggelar dua acara sekaligus, yakni lokakarya dan pameran. Dalam lokakarya, para peserta yang terdiri dari petani muda dan perempuan itu dibagi dalam dua kelompok.
’’Kami melokakaryakan konsep ekonomi hijau. Ada banyak yang kita undang, antara lain dua dinas dari Jateng, yaitu Bappeda dan Dinas Pertanian, serta tiga dinas dari Grobogan, yaitu Dispermades, Dinas Pertanian dan Bappeda,’’ paparnya.
Dalam lokakarya itu, banyak hal menarik yang dibahas. Para peserta diminta merumuskan tantangan-tantangan yang dihadapi dalam melihat ekonomi hijau. Termasuk, tantangan menggalakkan generasi muda dan perempuan menjadi petani.
’’Tantangan bagi generasi muda, yaitu bagaimana menggalakkan petani muda supaya tertarik. Makanya ada banyak perdebatan, bahwa pemuda tidak bakal ke pertanian karena tidak menjanjikan dari segi pendapatan,’’ paparnya.
Reporter: Saiful Anwar
Editor: Zulkifli Fahmi