Rabu, 19 November 2025


Sampah organik seperti, kulit nanas, pisang, lemon, jeruk, belimbing, apel, rambutan, kedondong, bayam dan sawi itu kemudian dimasukkan ke dalam wadah.

Bahan-bahan itu dipadukan dengan molase alias tetes tebu atau gula merah. Kemudian dilarutkan dengan air sumur atau yang tak mengandung kaporit.

Inisiator pembuatan Eco Enzyme, Henty Kustiyowati mengatakan pembuatan Eco Enzyme tersebut dipelajari dari penelitian yang dilakukan oleh Dr Rosukon Poompanvong, pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand selama kurang lebih 30 tahun.

Baca: Minyakita Langka di Pati, 900 Karton Ludes Diserbu Pembeli

’’Memang disarankan menggunakan air sumur karena tidak mengandung kaporit. Perpaduannya ialah, 10 bagian air, 1 bagian molase dan 3 bagian bahan organik. Artinya, dari toples dengan kapasitas 1 liter air, diisi air sumur sebanyak 600 ml, molase atau gula merah sebanyak 60 gr dan bahan organik sebanyak 1,8 ons. Setelah semuanya dicampur jadi satu lalu diaduk,’’ tutur dia.

Ia menyebut, apabila tidak terdapat air sumur, maka tetap bisa digunakan dengan syarat harus didiamkan selama satu malam terlebih dahulu.

Setelah dicampur jadi di dalam toples, maka toples jangan ditutup dengan rapat melainkan hanya ditempelkan saja. Hal ini agar saat 1 bulan pertama, gas yang dihasilkan dari fermentasi dapat keluar dan tidak meledak.

’’Nanti di dalam toples ini, akan timbul gas-gas hasil fermentasi dari bahan organiknya yang kita sebut O2 atau ozon. Kita memang disarankan agar setiap rumah memiliki Eco Enzyme ini dengan memanfaatkan bahan organik dari dapur kita sendiri,’’ kata dia.

Eco enzyme ini mempunyai berbagai manfaat. Mulai dari sebagai deterjen alami, pupuk, pengisir hama tanaman hingga penyaring udara.
Eco enzyme ini mempunyai berbagai manfaat. Mulai dari sebagai deterjen alami, pupuk, pengisir hama tanaman hingga penyaring udara.’’Untuk kesehatan badan, bisa kita semprot - semprotkan di badan dengan perbandingan 1 banding 1 atau 100 ml eco enzyme dicampur 100 ml air. Begitupun bila digunakan di tanaman,’’ ucap dia.Tak hanya itu, eco enzyme itu juga diklaim tidak memiliki masa kadaluarsa, sehingga bisa digunakan setiap saat. Ampasnya pun memiliki manfaat yang lain, yaitu bila dimasukkan ke dalam plastik dan ditempelkam ke bagian tubuh yang sakit, maka bisa mengurangi penyakit.”Bisa disimpan atau diletakkan di berbagai sudut di rumah sesuai kebutuhan karena juga berfungsi untuk menangkal radiasi,’’ sebutnya.Ia kembali menegaskan gas ozon hasil fermentasi mulai keluar saat 1 bulan pertama sedangkan Eco Enzyme yang dihasilkan untuk bisa dimanfaatkan yaitu pada bulan ketiga.Sementara, Halim warga setempat mengaku memiliki pengalaman usai menggunakan Eco Enzyme tersebut diantaranya untuk membersihkan peralatan rumah tangga.’’Saya pakai untuk membersihkan piring bekas makanan menggunakan Eco Enzyme ini langsung keset tidak perlu dicuci beberapa kali,’’ pungkas dia. Reporter: Umar HanafiEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler