Ciptakan Pasar Online, Cara Dua Pemuda di Kudus Cegah Pedagang dan Pembeli Terpapar Corona
Vega Ma'arijil Ula
Kamis, 3 Desember 2020 13:48:31
Terobosan itu dilakukan agar pedagang dan pembeli tidak bertemu langsung selama pandemi, guna mencegah penyebaran virus corona.
Ditemui
MURIANEWS di kediamannya yang berada di RT III, RW II, Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, Kudus, Imron Amirullah membeberkan
website jual beli yang digagasnya bersama Muhammad Iqbal Faza sejak Juli 2020 silam itu.
Imron-sapaan akrabnya bertugas sebagai digital marketing. Tugasnya mempromosikan
website lewat kanal Instagram dan Facebook.
Sedangkan rekannya Muhammad Iqbal Faza memiliki
job desk sebagai operasional yang bertugas mengecek stok pangan di pasar. Sekaligus yang membersihkan barang dagangan dan mem-
packing sebelum diantar ke konsumen.
"Saat ini kan masih pandemi. Supaya pedagang dan pembeli tidak bertemu langsung. Sehingga tidak perlu ke pasar," katanya, Kamis (03/12/2020).
Lebih lanjut, selain untuk mencegah penyebaran virus corona, dia ingin memberikan kemudahan bagi masyarakat Kudus. Sebab, masyarakat hanya perlu mengakses website
Pasarkudus.com.
Beragam kebutuhan dapur tersedia di lapak
online ini. Mulai dari sayur, bumbu dapur, buah, daging, ikan, dan frozen food.
"Jangkauan kami ke seluruh Kudus di sembilan kecamatan. Minimal order Rp 50 ribu. Cara bayarnya bisa langsung transfer atau bayar di tempat saat barang sudah diantar," sambungnya.
"Jangkauan kami ke seluruh Kudus di sembilan kecamatan. Minimal order Rp 50 ribu. Cara bayarnya bisa langsung transfer atau bayar di tempat saat barang sudah diantar," sambungnya.Lebih lanjut, untuk tiap-tiap harga yang dijual relatif lebih tinggi sebesar 20 persen. Hal itu lantaran untuk biaya operasional
website dan untuk biaya kurir yang mengantar pesanan ke konsumen.Dia menambahkan, untuk pengiriman pesanan dilakukan H+1. "Misal hari ini order, barangnya baru kami antar besok. Karena kami beli barangnya pagi. Soalnya sayuran kalau sudah siang layu. Untuk ordernya maksimal sampai jam delapan malam," ujar dia.Sejauh ini, peminat yang datang berasal dari Kudus. Daerah dengan pemesan paling banyak berasal dari Kecamatan Kota, Kecamatan Jekulo, dan Kecamatan Mejobo."Yang beli kebanyakan dari orang-orang perumahan. Kebanyakan dari mereka sibuk sehingga lebih memilih belanja
online walaupun harganya lebih mahal. Dari kami sendiri memang menyasar kalangan
middle up," terangnya.Imron berharap dengan adanya Pasarkudus.com bisa mencegah penyebaran virus corona dan memudahkan masyarakat dalam berbelanja. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Ali Muntoha
MURIANEWS, Kudus – Imron Amirullah bersama rekannya Muhamad Iqbal Faza membuat inovasi guna mencegah penyebaran virus corona antara pedagang dan pembeli. Mereka pun membuat lapak pasar
online yang diberi nama
Pasarkudus.com.
Terobosan itu dilakukan agar pedagang dan pembeli tidak bertemu langsung selama pandemi, guna mencegah penyebaran virus corona.
Ditemui
MURIANEWS di kediamannya yang berada di RT III, RW II, Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, Kudus, Imron Amirullah membeberkan
website jual beli yang digagasnya bersama Muhammad Iqbal Faza sejak Juli 2020 silam itu.
Imron-sapaan akrabnya bertugas sebagai digital marketing. Tugasnya mempromosikan
website lewat kanal Instagram dan Facebook.
Sedangkan rekannya Muhammad Iqbal Faza memiliki
job desk sebagai operasional yang bertugas mengecek stok pangan di pasar. Sekaligus yang membersihkan barang dagangan dan mem-
packing sebelum diantar ke konsumen.
"Saat ini kan masih pandemi. Supaya pedagang dan pembeli tidak bertemu langsung. Sehingga tidak perlu ke pasar," katanya, Kamis (03/12/2020).
Lebih lanjut, selain untuk mencegah penyebaran virus corona, dia ingin memberikan kemudahan bagi masyarakat Kudus. Sebab, masyarakat hanya perlu mengakses website
Pasarkudus.com.
Beragam kebutuhan dapur tersedia di lapak
online ini. Mulai dari sayur, bumbu dapur, buah, daging, ikan, dan frozen food.
"Jangkauan kami ke seluruh Kudus di sembilan kecamatan. Minimal order Rp 50 ribu. Cara bayarnya bisa langsung transfer atau bayar di tempat saat barang sudah diantar," sambungnya.
Lebih lanjut, untuk tiap-tiap harga yang dijual relatif lebih tinggi sebesar 20 persen. Hal itu lantaran untuk biaya operasional
website dan untuk biaya kurir yang mengantar pesanan ke konsumen.
Dia menambahkan, untuk pengiriman pesanan dilakukan H+1. "Misal hari ini order, barangnya baru kami antar besok. Karena kami beli barangnya pagi. Soalnya sayuran kalau sudah siang layu. Untuk ordernya maksimal sampai jam delapan malam," ujar dia.
Sejauh ini, peminat yang datang berasal dari Kudus. Daerah dengan pemesan paling banyak berasal dari Kecamatan Kota, Kecamatan Jekulo, dan Kecamatan Mejobo.
"Yang beli kebanyakan dari orang-orang perumahan. Kebanyakan dari mereka sibuk sehingga lebih memilih belanja
online walaupun harganya lebih mahal. Dari kami sendiri memang menyasar kalangan
middle up," terangnya.
Imron berharap dengan adanya Pasarkudus.com bisa mencegah penyebaran virus corona dan memudahkan masyarakat dalam berbelanja.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Ali Muntoha