Kamis, 20 November 2025


MURIANEWS, Kudus – Budidaya Lobster air tawar menjadi pilihan Diki Safitri. Pemuda asal Desa Rendeng, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus itu kini meraup untung jutaan rupiah dari profesinya itu.

Mulanya, Diki merupakan seorang pekerja di salah satu perusahaan kontruksi baja. Ia kemudian memutuskan berhenti dari pekerjaannya.

Setelah berhenti, ia menjoba membudidaya lobster air tawar. Informasi budidaya lobster air tawar itu ia dapatkan dari seorang temannya di Kota Semarang.

Pilihannya itu berbuah manis. Sebab, kini dia berhasil meraup untung hingga jutaan rupiah perbulannya.

Diki menyebut, budidaya lobster ini sangat menjajikan untuk ditekuni. Bahkan, kemungkinan kerugian dari usaha yang ditekuninya ini sangat kecil.

Baca juga: Polda Jateng Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster Bernilai Miliaran Rupiah di Cilacap

“Perawatannya mudah dan jumlah kematian dari bibit lobster juga tidak terlalu banyak," katanya, Jumat (31/12/2021).

Diki menyampaikan, modal awal yang dikeluarkan Diki saat awal menekuni usaha lobster ini tidak lebih dari Rp 1 juta.

Modal tersebut dibuatnya untuk mengadakan peralatan kolam sederhana dari kain terpal, pengairan, dan untuk menyediakan pakan lobster. Saat itu jumlah lobster yang dibudidayakan olehnya hanya 10 ekor betina dan 10 ekor jantan.

“Dulu itu awalnya diajari teman di daerah Semarang. Mulai dari bibit, pembuatan kolam, setingan air, dan lainnya. Lalu saya terapkan dan buat sendiri di rumah,” ungkapnya.
“Dulu itu awalnya diajari teman di daerah Semarang. Mulai dari bibit, pembuatan kolam, setingan air, dan lainnya. Lalu saya terapkan dan buat sendiri di rumah,” ungkapnya.Saat ini, Diki telah memiliki ribuan lobster. Bermodal kolam seluas 2x1 sebanyak lima kolam, dia dapat menjual lobster berjenis red claw atau capit merah. Jumlahnya sebanyak sembilan hingga 10 kilogram selama sepekan.“Kalau perkilo harganya 200 ribu,” ungkapnya.Diki melanjutkan, untuk satu betina mampu bertelur hingga seribu butir. Dari jumlah tersebut, hanya sedikit saja bibit lobster yang mengalami kegagalan menetas ataupun mati.Lobster betina yang bertelur itu membutuhkan masa pengeraman tiga sampai 5 pekan. Kemudian, untuk peranakannya yang berusia tiga bulan sudah berukuran 3 inci dan siap jual.“Kalau yang siap dikonsumsi itu usia enam sampai tujuh bulan baru bisa dikonsumsi,” jelas dia.Menurut dia, perawatannya tergolong mudah dan tidak membutuhkan biaya yang banyak. Sejauh ini, lobster milik Diki sudah mampu menembus pasar hingga Brebes dan Banyumas. Namun, dia mengaku ingin lebih fokus memasarkan di wilayah Kudus dahulu.“Kalau saat ini mau fokus memasarkan di daerah Kudus sendiri. Karena bisa untuk suplai ke warung bakso atau ke warung lainnya,” imbuhnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler