Jumat, 21 November 2025


Kaligrafer itu yakni Muhammad Noor Syamsul Huda yang tinggal di sebelah utara Masjid Menara Kudus, yakni di RT 01, RW 03, Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Huda-sapaan akrab Muhammad Noor Syamsul Huda memulai menekuni kaligrafi sejak umur 15 tahun. Saat itu dia terinspirasi oleh kakaknya yang sering mendapat penghargaan dari kaligrafi.

”Kakak saya sering juara kaligrafi. Menjadi inspirasi bagi saya sampai akhirnya saya tertarik membuat kaligrafi," katanya, Kamis (20/4/2023).

Seiring berjalannya waktu, Huda mencoba memanfaatkan limbah. Mulai dari limbah kayu, limbah kain, limbah sisa tampah, limbah goni, dan limbah kertas duplex.

”Dapat limbahnya dari beberapa teman. Kemudian saya manfaatkan untuk membuat kaligrafi," sambungnya.

Baca: Kaligrafi Unik di Kudus, Dilukis pada Selembar Daun

Huda menyampaikan, dalam sehari dia tidak dapat menentukan jumlah kaligrafi yang dapat diselesaikannya. Hal itu bergantung tingkat kesulitan.

”Kalau tingkatan kaligrafinya sulit, satu karya bisa sampai 10 hari. Kalau mudah, sehari bikin tiga ya bisa," terangnya.Dia menjelaskan satu per satu karya di tempatnya yang menggunakan limbah. Ada kaligrafi bertuliskan Al-Fatihah berukuran 80 cm x 70 cm yang dibuat pada 2020 selama kurun waktu tiga hari.Selanjutnya, ada kaligrafi bertuliskan surat Al Fatihah berukuran 1 meter x 130 cm yang terbuat dari kertas duplex.Baca: Kaligrafi Buatan Terpidana Kasus Bom Bali I Curi Perhatian Stafsus MenkumhamLalu ada kaligrafi bertuliskan allahu wahdahu la syarikalah berukuran 40 cm x 60 cm yang dibuat di 2020. Bahannya berasal dari limbah duplex.”Ada kaligrafi bertuliskan Alif. Piguranya terbuat dari limbah kayu. Pembuatannya memakan waktu setengah hari dengan ukuran 30 cm x 40 cm.https://youtu.be/4iBXci8O6UQEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler