Rabu, 19 November 2025


Konsep Kurikulum Merdeka diciptakan agar siswa memahami minat dan bakatnya masing-masing. Di dalam Kurikulum Merdeka, siswa juga tidak dipaksa untuk mempelajari sesuatu hal yang tidak disukai.

Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kudus Anggun Nugroho mengatakan, saat pertama kali Kurikulum Merdeka Belajar diterapkan, pihaknya tidak menampik siswa mengalami kesulitan. Namun, perlahan kurikulum ini mulai dipahami.

”Kurikulum Merdeka Belajar tidak hanya mewajibkan siswa fokus di pelajaran akademik saja. Melainkan juga mendorong siswa mengembangkan potensi lain," katanya, Jumat (5/5/2023).

Pengembangan potensi di bidang selain akademik misalnya aspek olahraga. Menurutnya, hal itu sudah diterapkan di SMPN 3 Kudus.

”Di SMPN 3 Kudus ada kelas khusus olahraga. Bahkan sudah ada sebelum Kurikulum Merdeka," sambungnya.

Baca: Ratusan Madrasah di Kudus Mendaftar untuk Terapkan Kurikulum Merdeka

Anggun menyampaikan, di beberapa sekolah di Kota Kretek yang jauh dari area perkotaan juga sudah menerapkan Kurikulum Merdeka.

Data yang dihimpun Murianews.com, jumlah sekolah SD negeri di Kota Kretek ada 397. Ditambah dengan SD swasta sebanyak 28 sekolah.Selanjutnya, jumlah SMP negeri di Kabupaten Kudus ada 27 sekolah. Sementara jumlah sekolah swasta ada 25 sekolah.”Seluruh sekolah di Kabupaten Kudus sudah menetapkan Kurikulum Merdeka. Kalaupun masih menggunakan Kurikulum 2013 juga diperbolehkan," terangnya.Baca: Tunda Pelantikan Perades, Bupati Kudus Dinilai Tak KonsistenMenurut Anggun Kurikulum Merdeka Belajar hanya sebuah metode semata. Pihak guru sebagai pengajar dipersilakan untuk mengajar dengan kreativitas masing-masing.”Sebenarnya Kurikulum Merdeka itu hanya metode. Kegiatan pembelajarannya tergantung dari kreativitas guru," imbuhnya. Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler