MURIANEWS, Kudus – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Pemerintah Kabupaten Kudus kembali kegiatan seminar wawasan kebangsaan dan kebhinekaan. Acara yang dihadiri oleh unsur ormas keagamaan, karang taruna, tokoh agama, dan tokoh masyarakat itu digelar di Gedung Majelis Wakil Cabang NU Kecamatan Kaliwungu, Kudus Selasa (11/10/2022).
Bupati Kudus HM Hartopo secara langsung membuka acara seminar tersebut. Seminar tersebut juga menghadirkan dua narasumber, yakni Iptu Subkhan, Kanit Satintelkam Polres Kudus serta Mukhasiron Wakil Ketua DPRD Kudus.
Iptu Subkhan menjelaskan, wawasan kebangsaan dan kebhinekaan atau keberagaman diibaratkan dua sisa koin mata uang yang saling berkaitan. Adanya wawasan kebangsaan itu karena kebhinekaan dan kebhinekaan akan tetap ada ketika wawasan kebangsaannya kokoh.
”Kebhinekaan itu adalah sesuatu yang harus diikat agar tidak tercerai berai dan wawasan kebangsaan itu adalah bentuk ikatannya. Sedangkan bentuk tali pengikatnya adalah NKRI dan cara mengikatnya adalah Pancasila. Kita harus meyakini kebhinekaan akan tetap terjaga," katanya.
Baca: Bupati: Toleransi Ajaran Sunan Kudus Rawat Persatuan WargaTerlebih, sambung dia, kebhinekan dan wawasan dipilih oleh para pendiri negara dengan banyak pertimbangan dan sudah sesuai hukum agama serta hukum negara, hingga terbukti kekuatannya sampai saat ini. Ia menjelaskan, tidak ada bentuk khusus negara dalam ajaran agama.
”Dalil yang dipakai adalah
baldatun toyyibatun warobbun ghofur negara yang baik dan mendapat ampunan dari Tuhan. Negara yang baik adalah negara yang aman dan damai, “ jelasnya.Sampai saat ini, lanjut dia, terbukti NKRI yang terdiri atas 17.508 pulau, 1.340 suku bangsa dan 1.211 bahasa telah terbukti mampu bertahan dari rongrongan berita hoaks yang bersifat propaganda, agitasi dan provokasi.Sementara Bupati Kudus HM Hartopo menyatakan, sebagai bangsa yang terdiri dari berbagai suku, ras, maupun agama, diperlukan rasa toleransi untuk merawat persatuan. Sikap toleransi tersebut juga penting dimiliki oleh setiap warga Kabupaten Kudus.”Dengan toleransi satu sama lain, kita semua menjaga keutuhan Kabupaten Kudus," terangnya. Reporter: Yuda Auliya RahmanEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_323976" align="alignleft" width="1280"]

Seminar wawasan kebangsaan dan kebhinekaan di Kudus. (Murianews/istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Pemerintah Kabupaten Kudus kembali kegiatan seminar wawasan kebangsaan dan kebhinekaan. Acara yang dihadiri oleh unsur ormas keagamaan, karang taruna, tokoh agama, dan tokoh masyarakat itu digelar di Gedung Majelis Wakil Cabang NU Kecamatan Kaliwungu, Kudus Selasa (11/10/2022).
Bupati Kudus HM Hartopo secara langsung membuka acara seminar tersebut. Seminar tersebut juga menghadirkan dua narasumber, yakni Iptu Subkhan, Kanit Satintelkam Polres Kudus serta Mukhasiron Wakil Ketua DPRD Kudus.
Iptu Subkhan menjelaskan, wawasan kebangsaan dan kebhinekaan atau keberagaman diibaratkan dua sisa koin mata uang yang saling berkaitan. Adanya wawasan kebangsaan itu karena kebhinekaan dan kebhinekaan akan tetap ada ketika wawasan kebangsaannya kokoh.
”Kebhinekaan itu adalah sesuatu yang harus diikat agar tidak tercerai berai dan wawasan kebangsaan itu adalah bentuk ikatannya. Sedangkan bentuk tali pengikatnya adalah NKRI dan cara mengikatnya adalah Pancasila. Kita harus meyakini kebhinekaan akan tetap terjaga," katanya.
Baca: Bupati: Toleransi Ajaran Sunan Kudus Rawat Persatuan Warga
Terlebih, sambung dia, kebhinekan dan wawasan dipilih oleh para pendiri negara dengan banyak pertimbangan dan sudah sesuai hukum agama serta hukum negara, hingga terbukti kekuatannya sampai saat ini. Ia menjelaskan, tidak ada bentuk khusus negara dalam ajaran agama.
”Dalil yang dipakai adalah
baldatun toyyibatun warobbun ghofur negara yang baik dan mendapat ampunan dari Tuhan. Negara yang baik adalah negara yang aman dan damai, “ jelasnya.
Sampai saat ini, lanjut dia, terbukti NKRI yang terdiri atas 17.508 pulau, 1.340 suku bangsa dan 1.211 bahasa telah terbukti mampu bertahan dari rongrongan berita hoaks yang bersifat propaganda, agitasi dan provokasi.
Sementara Bupati Kudus HM Hartopo menyatakan, sebagai bangsa yang terdiri dari berbagai suku, ras, maupun agama, diperlukan rasa toleransi untuk merawat persatuan. Sikap toleransi tersebut juga penting dimiliki oleh setiap warga Kabupaten Kudus.
”Dengan toleransi satu sama lain, kita semua menjaga keutuhan Kabupaten Kudus," terangnya.
Reporter: Yuda Auliya Rahman
Editor: Ali Muntoha