Sarung Batik Khas Kudusan Ini Cocok untuk Lebaran
Yuda Auliya Rahman
Sabtu, 25 Maret 2023 18:24:52
Saat ini, bahkan tren sarung berkembang bukan hanya dikenakan oleh pria saja, perempuan pun saat ini sudah banyak mengaplikasikan sarung. Biasanya banyak digunakan untuk sekolah berbasis Islami, hingga pondok pesantren.
Di bulan Ramadan atau menjelang Lebaran sarung juga banyak dicari berbagai kalangan. Biasanya untuk diri sendiri, keluarga, hingga untuk pelengkap parcel Lebaran.
Sarung batik dengan berbagai macam motif khas Kudusan yang diproduksi UMKM di Kudus Al-Hazmi ini bisa jadi pilihan. Sarung batik produksi perajin Bagus Wicaksono ini berada di gang Anggrek, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Baca:Dosen dari Filipina Grogi saat Diajari Membatik di KudusBerbagai sarung batik motif kudusan Al Hazmi ini diproduksi dengan teknik
handprint. Tekni ini dipilih lantaran proses produksi, biaya hingga harga jual lebih mural dari pada batik tulis.
”Dulu kami produksi batik tulis, tapi beberapa tahun terakhir, saya memilik alternatif batik
handprint," katanya, Sabtu (25/3/2023).
Meski sekarang menggunakan batik
handprint, menurutnya tidak mengurangi kualitas sarung batik yang dibuatnya. Motif batik yang dibuatnya pun terlihat hampir mirip seperti menggunakan teknik manual batik tulis.
”Kami tidak mengurangi kualitas, dari bahan, hingga pewarnaan kami sama dengan yang kami gunakan untuk sarung batik tulis," ucapnya.
Baca: Parsel Sarung dan Mukena Batik di Kudus Ini Laris ManisSaat ini, ada 50-an lebih motif batik khas Kudusan dengan 120 seri yang sudah ia produksi dan dijual.Di antaranya batik kedungpaso (sebuah dukuh di Desa Demangan, Kota, Kudus), parijoto, kopi muria, kembang ploso, argo muria, wuwungan, toh watu, tunjungkencono, menara, hingga salur kretekan.”Desain corak batik yang kami buat pun asli buatan desain coretan tangan sendiri, berbagai macam motif corak batik ada yang kami padupadankan dengan ikon menara Kudus," jelasnya.Sarung batik dengan berbagai motif tersebut dijual dengan harga yang cukup terjangkau. Hanya dengan merogoh kocek mulai Rp 105 ribu sarung Al Hazmi dengan pilihan motif khas Kudusan sudah bisa dibawa pulang.”Harganya mulai Rp 105 ribu sampai Rp 200 ribu bisa dipilih. Tergantung bahan, corak jenis perwarnaanya. Ada juga yang mahal itu sampai Rp 350 ribu," ungkapnya.https://youtu.be/LMrUbtBWA34Editor: Ali Muntoha
Murianews, Kudus – Memakai sarung merupakan hal yang lumrah untuk masyarakat Indonesia. Terlebih bagi pria, sarung merupakan salah satu busana yang biasa digunakan untuk menunaikan salat atau menjalankan aktivitas lain.
Saat ini, bahkan tren sarung berkembang bukan hanya dikenakan oleh pria saja, perempuan pun saat ini sudah banyak mengaplikasikan sarung. Biasanya banyak digunakan untuk sekolah berbasis Islami, hingga pondok pesantren.
Di bulan Ramadan atau menjelang Lebaran sarung juga banyak dicari berbagai kalangan. Biasanya untuk diri sendiri, keluarga, hingga untuk pelengkap parcel Lebaran.
Sarung batik dengan berbagai macam motif khas Kudusan yang diproduksi UMKM di Kudus Al-Hazmi ini bisa jadi pilihan. Sarung batik produksi perajin Bagus Wicaksono ini berada di gang Anggrek, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Baca:Dosen dari Filipina Grogi saat Diajari Membatik di Kudus
Berbagai sarung batik motif kudusan Al Hazmi ini diproduksi dengan teknik
handprint. Tekni ini dipilih lantaran proses produksi, biaya hingga harga jual lebih mural dari pada batik tulis.
”Dulu kami produksi batik tulis, tapi beberapa tahun terakhir, saya memilik alternatif batik
handprint," katanya, Sabtu (25/3/2023).
Meski sekarang menggunakan batik
handprint, menurutnya tidak mengurangi kualitas sarung batik yang dibuatnya. Motif batik yang dibuatnya pun terlihat hampir mirip seperti menggunakan teknik manual batik tulis.
”Kami tidak mengurangi kualitas, dari bahan, hingga pewarnaan kami sama dengan yang kami gunakan untuk sarung batik tulis," ucapnya.
Baca: Parsel Sarung dan Mukena Batik di Kudus Ini Laris Manis
Saat ini, ada 50-an lebih motif batik khas Kudusan dengan 120 seri yang sudah ia produksi dan dijual.
Di antaranya batik kedungpaso (sebuah dukuh di Desa Demangan, Kota, Kudus), parijoto, kopi muria, kembang ploso, argo muria, wuwungan, toh watu, tunjungkencono, menara, hingga salur kretekan.
”Desain corak batik yang kami buat pun asli buatan desain coretan tangan sendiri, berbagai macam motif corak batik ada yang kami padupadankan dengan ikon menara Kudus," jelasnya.
Sarung batik dengan berbagai motif tersebut dijual dengan harga yang cukup terjangkau. Hanya dengan merogoh kocek mulai Rp 105 ribu sarung Al Hazmi dengan pilihan motif khas Kudusan sudah bisa dibawa pulang.
”Harganya mulai Rp 105 ribu sampai Rp 200 ribu bisa dipilih. Tergantung bahan, corak jenis perwarnaanya. Ada juga yang mahal itu sampai Rp 350 ribu," ungkapnya.
https://youtu.be/LMrUbtBWA34
Editor: Ali Muntoha